7 Cara Ampuh Mengatasi Sifat Terlalu Baperan

Setiap orang memiliki tingkat sensitivitas yang berbeda. Ada yang bisa mengabaikan komentar pedas dengan mudah, ada pula yang terpukul hanya karena satu kalimat kecil. Jika kamu termasuk yang mudah tersinggung, bukan berarti kamu lemah atau salah.
Sensitivitas bisa berasal dari bawaan biologis, pengalaman hidup, hingga pola pikir. Tapi kabar baiknya, sifat ini bisa dilatih dan dikelola, sehingga kamu tetap bisa menjadi pribadi yang kuat secara emosional tanpa kehilangan empati.
Simak cara-cara di bawah ini untuk mulai mengurangi sifat terlalu sensitif, dilansir dari Hello Sehat.
1. Jangan terlalu keras mengkritik diri sendiri

Salah satu kesalahan umum orang yang sensitif adalah menghakimi emosinya sendiri. Ketika merasa sedih atau marah, mereka justru menyalahkan diri sendiri dan berkata, "Seharusnya aku gak perlu merasa seperti ini."
Padahal, semua emosi adalah valid. Marah, sedih, kecewa, atau takut adalah bagian alami dari kehidupan. Dengan menerima bahwa kamu manusia yang punya perasaan, kamu akan lebih mudah mengelola emosimu dengan sehat.
2. Bangun pola pikir yang lebih rasional

Orang yang sensitif biasanya menafsirkan segala hal dengan pendekatan emosional. Oleh karena itu, penting untuk melatih pola pikir yang lebih rasional dan objektif.
Cobalah bertanya pada diri sendiri,“Apa benar dia bermaksud menyakitiku?” “Mungkin aku hanya salah paham?”
Dengan cara ini, kamu bisa membedakan mana perasaan yang patut direspons dan mana yang bisa dilewatkan. Ini juga akan mencegah kamu dari drama yang tidak perlu.
3. Beri jeda sebelum memberi tanggapan

Saat kamu merasa tersinggung atau kecewa, jangan buru-buru bereaksi. Tarik napas, ambil waktu sejenak untuk merenung, lalu putuskan apakah perlu merespons atau tidak.
Respon yang terlalu cepat sering kali didasarkan pada emosi yang belum stabil. Dengan memberi jeda sejenak, kamu bisa menilai situasinya lebih jernih dan menghindari konflik yang tidak penting.
4. Kenali dan pahami emosimu sendiri

Pernah merasa sedih tapi tidak tahu penyebabnya? Atau kesal tanpa alasan yang jelas? Kemungkinan kamu belum mengenali emosimu sepenuhnya.
Coba tanyakan pada dirimu sendiri: “Apa yang sebenarnya aku rasakan?” “Mengapa hal ini terasa menyakitkan bagiku?”
Dengan memahami asal-usul emosimu, kamu tidak akan mudah hanyut dalam perasaan dan bisa mengambil keputusan secara lebih bijak.
5. Kembangkan rutinitas merawat diri

Merawat diri bukan cuma soal skincare atau liburan. Self-care juga mencakup pola makan sehat, olahraga, istirahat cukup, dan menjaga kebersihan diri.
Saat tubuhmu sehat dan bugar, pikiran pun menjadi lebih stabil. Ini bisa membantu kamu mengelola emosi dengan lebih seimbang, terutama ketika sedang merasa sensitif atau kewalahan.
6. Terima bahwa kamu memiliki sifat sensitif

Langkah awal untuk berubah adalah menerima diri sendiri apa adanya. Sensitif bukan berarti lemah. Justru banyak seniman, penulis, dan kreatif lainnya yang memiliki empati tinggi berkat sensitivitas mereka.
Namun, jika sifat ini mulai mengganggu aktivitas atau relasimu, itu tanda bahwa kamu perlu belajar mengelolanya secara sehat, bukan menekannya.
7. Tentukan tindakan setelah emosi reda

Setelah kamu menenangkan diri dan mengenali emosimu, tentukan tindakan apa yang ingin kamu ambil. Apakah perlu mengungkapkan perasaanmu? Atau cukup melanjutkan hari dengan melakukan hal positif?
Jika kamu masih belum stabil, lakukan aktivitas ringan seperti jalan-jalan, membaca buku, mendengarkan musik, atau kegiatan lain yang membuatmu rileks. Jangan paksakan dirimu untuk langsung ‘move on’ kalau memang belum siap.