5 Fakta Menarik Semantic Satiation yang Mungkin Belum Kamu Ketahui

Pernah gak kamu merasa kata yang diucapkan berulang-ulang tiba-tiba terdengar aneh dan kehilangan maknanya? Misalnya, kamu terus mengulang kata "meja", tapi lama-lama malah terdengar seperti suara random yang gak ada artinya. Fenomena ini sebenarnya punya istilah keren, yaitu semantic satiation.
Meski terdengar sepele, semantic satiation punya banyak fakta menarik yang mungkin belum kamu tahu. Nah, kalau penasaran, langsung aja simak lima faktanya di bawah ini!
1. Pengertian semantic satiation dan bagaimana fenomena ini terjadi

Semantic satiation adalah fenomena psikologis di mana pengulangan kata atau frasa terlalu sering membuat kata itu terasa asing. Otakmu seperti 'kebanjiran informasi', sehingga makna kata jadi menghilang untuk sementara waktu.
Misalnya, kalau kamu terus mengulang kata "buku" selama beberapa detik, lama-lama kata itu akan terdengar seperti bunyi acak. Otakmu kelelahan memproses pengulangan itu, sehingga hubungan antara kata dan artinya jadi kabur sejenak. Unik, kan?
2. Sejarah penemuan dan penelitian awal tentang semantic satiation

Meski istilah semantic satiation baru resmi dikenalkan oleh Leon Jakobovits James pada tahun 1962, fenomena ini sebenarnya sudah jadi bahan penelitian sejak awal abad ke-20. Para ilmuwan dulu menyebutnya dengan istilah seperti verbal satiation atau mental fatigue.
Meskipun penyebutannya berbeda, semua istilah itu merujuk pada hal yang sama: kehilangan makna sementara akibat pengulangan kata. Penelitian ini terus berkembang hingga sekarang untuk memahami lebih dalam cara otak kita memproses bahasa.
3. Teori dan penjelasan ilmiah mengapa semantic satiation terjadi

Fenomena ini bisa dijelaskan secara ilmiah. Ketika kamu terus mengulang kata yang sama, jalur saraf di otak yang bertugas memproses kata tersebut mengalami kelelahan. Akibatnya, respons otak terhadap kata itu jadi menurun, dan maknanya terasa hilang.
Ada juga teori lain yang menyebutkan bahwa otak kita butuh 'istirahat' dari pengulangan yang terus-menerus. Jadi, fenomena ini seperti alarm alami otak untuk menghindari kerja berlebihan.
4. Kecepatan terjadinya semantic satiation dan faktor yang mempengaruhinya

Kamu gak perlu mengulang kata terlalu banyak untuk merasakan efek semantic satiation. Penelitian menunjukkan bahwa efek ini bisa terjadi hanya setelah pengulangan sebanyak tujuh hingga sembilan kali.
Kalau gak percaya, coba ulangi kata "es krim" berulang-ulang. Semakin sering kamu mengulangnya, semakin cepat kamu akan merasa kata itu kehilangan artinya. Efek ini biasanya lebih terasa pada kata-kata yang sering kamu gunakan sehari-hari.
5. Penggunaan semantic satiation dalam terapi dan manfaatnya

Ternyata, fenomena ini juga punya manfaat dalam dunia kesehatan mental. Semantic satiation sering digunakan dalam terapi untuk membantu mengurangi rasa takut pada pasien yang mengalami fobia.
Caranya adalah dengan mengulang kata atau situasi yang menakutkan hingga otak mulai kehilangan asosiasi makna emosionalnya. Teknik ini disebut desensitisasi sistematis, di mana pasien perlahan dilatih untuk menghadapi rasa takutnya hingga akhirnya bisa mengatasinya.
Nah, itulah lima fakta menarik tentang semantic satiation yang mungkin belum kamu tahu. Siapa sangka fenomena yang sering kita alami sehari-hari ini ternyata punya sisi ilmiah yang seru buat dipelajari. Jadi, kalau kamu bosan, coba aja eksperimen mengulang kata favoritmu dan rasakan efeknya!