4 Cara Atasi Mental Fog Biar Gak Merasa Hidup di ‘Autopilot’

Pernah gak sih kamu bangun pagi, lanjut kerja atau kuliah, dan tiba-tiba hari udah malam aja? Dan yang menjadi masalah adalah kamu bahkan gak terlalu ingat terkait detail yang kamu lakukan. Rasanya kayak tubuh kamu jalan sendiri, tapi pikiranmu entah ke mana. Nah, kondisi ini sering disebut mental fog alias brain fog. Ini bukan cuma soal lupa-lupa kecil, tapi lebih ke perasaan kosong, sulit fokus, dan hidup berjalan tanpa kesadaran penuh.
Mental fog bisa dipicu banyak hal, mulai dari stres, burnout, kurang tidur, sampai kebiasaan multitasking yang membuat otak gak punya waktu untuk istirahat. Kalau dibiarkan terus, kamu bisa merasa hidup gak punya arah dan makin jauh dari diri sendiri. Tapi tenang, ada kok beberapa cara sederhana yang bisa kamu coba untuk mengatasi mental fog dan balik lagi jadi versi dirimu yang ‘hadir sepenuhnya’. Yuk, simak sama-sama!
1. Kurangi multitasking dan belajar hadir di satu aktivitas

Multitasking memang terlihat keren, apalagi kalau kamu bisa mengerjakan beberapa hal sekaligus dalam waktu singkat. Tapi sebenarnya otak manusia itu gak dirancang untuk fokus ke banyak hal secara sekaligus. Alih-alih produktif, multitasking justru bisa membuat pikiranmu capek dan jadi salah satu penyebab utama mental fog.
Coba deh biasakan untuk fokus ke satu hal dalam satu waktu. Kalau lagi makan, ya fokus makan, bukan sambil scroll medsos atau balas chat teman. Kalau lagi kerja, matikan notifikasi yang gak penting. Kebiasaan mindful seperti ini akan membantu otakmu istirahat dari kebingungan, dan perlahan kamu akan merasa lebih hadir dalam setiap aktivitas yang dijalani.
2. Buat rutinitas harian yang sederhana tapi konsisten

Mental fog sering muncul saat hidup terasa berantakan, dan kamu gak punya arah jelas setiap harinya. Di sinilah pentingnya punya rutinitas harian, gak harus padat dan ambisius, tapi sederhana dan konsisten saja sudah cukup. Misalnya, bangun di jam yang sama, sarapan, kerja, lalu kasih waktu untuk diri sendiri di malam hari.
Rutinitas yang stabil bisa memberikan sinyal ke otak bahwa kamu sedang ‘aman’, dan ini membantu menurunkan kecemasan yang sering membuat pikiran kacau. Dengan punya alur harian yang jelas, kamu juga jadi lebih mudah mengenali kapan waktunya istirahat dan kapan harus produktif. Hidupmu jadi lebih teratur, dan mentalmu pun ikut lebih jernih.
3. Istirahat tanpa scroll medsos

Banyak orang merasa sudah “istirahat” hanya karena mereka berhenti kerja lalu rebahan sambil buka TikTok atau Instagram. Padahal, otak kamu tetap aktif saat scroll medsos, bahkan kadang lebih lelah karena harus mencerna begitu banyak informasi sekaligus. Kalau kamu ingin mental fog berkurang, kamu perlu memberikan tubuh dan otakmu istirahat yang sebenarnya.
Coba ganti kebiasaan “istirahat sambil scroll” dengan hal-hal yang lebih tenang: seperti jalan santai tanpa HP, duduk sambil mendengarkan musik instrumental, atau sekadar diam tanpa distraksi. Kedengerannya sepele, tapi efeknya akan sangat terasa. Otakmu bisa bernapas, dan kamu pun lebih mudah sadar dengan apa yang sebenarnya kamu rasakan.
4. Luangkan waktu untuk ngobrol dengan diri sendiri

Mental fog sering membuat kita merasa asing dengan diri sendiri. Seperti menjalani hidup, tapi gak tahu sebenarnya kita maunya apa atau kenapa kita merasa hampa. Nah, salah satu cara paling sederhana untuk keluar dari kondisi itu adalah: ngobrol dengan diri sendiri. Entah lewat journaling, ngomong di depan cermin, atau sekadar menulis pikiran yang menumpuk di kepala.
Saat kamu meluangkan waktu untuk ‘bertemu’ diri sendiri, perlahan kamu akan mulai paham apa yang sedang kamu alami. Kamu jadi tahu apa yang membuat kamu lelah, apa yang sebenarnya kamu butuhkan, dan hal kecil apa yang bisa kamu ubah. Gak perlu menunggu liburan panjang, cukup sediakan waktu 10–15 menit sehari untuk refleksi diri, dan rasakan perbedaannya.
Mental fog memang gak selalu terlihat dari luar, tapi efeknya terasa nyata. Rasanya kayak hidup berjalan dalam mode autopilot, dimana kamu gak sepenuhnya sadar dengan yang kamu kamu jalani. Tapi kabar baiknya, kamu bisa keluar dari kabut itu. Mulailah dengan hal kecil: fokus saat beraktivitas, istirahat yang benar, buat rutinitas sederhana, dan sediakan waktu untuk bicara drngan diri sendiri. Karena kamu layak hidup dengan penuh kesadaran, bukan sekadar bertahan.