Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Strategi Siswa SMAN 10 Medan Masuk PTN Jalur Prestasi melalui Olahraga

Suasana para siswa sedang berolahraga di sekolah SMAN 10 Medan (Dok. Istimewa)
Suasana para siswa sedang berolahraga di sekolah SMAN 10 Medan (Dok. Istimewa)

Medan, IDN Times - SMAN 10 Medan yang berada di Jalan Tilak No.8, Sei Rengas I, Kecamatan Medan Kota, Kota Medan menjadi salah satu yang mengutamakan prestasi melalui olahraga. Hal ini menjadi strategi jalur prestasi bagi siswa untuk dapat masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN), melalui olahraga.

Olahraga yang menjadi favorit bagi para siswa dan siswi tersebut adalah bermain badminton dan tenis meja. Sebab, SMAN 10 Medan hanya memiliki sarana dan prasarana olahraga di dalam ruang atau tidak di luar ruangan selayaknya sekolah-sekolah lain pada umumnya. Letak atau posisi sekolah tersebut, berada diantara pemukiman penduduk.

1. Tahun ini ada 36 siswa yang diterima di Perguruan Tinggi Negeri melalui jalur undangan

Suasana para siswa sedang berolahraga di sekolah SMAN 10 Medan (Dok. Istimewa)
Suasana para siswa sedang berolahraga di sekolah SMAN 10 Medan (Dok. Istimewa)

Wakil Kepala Sekolah, Adi Nasution sekaligus guru olahraga menjelaskan bahwa, siswa yang ada di SMAN 10 Medan mencapai jalur prestasi lewat olahraga. Sebanyak 36 siswa-siswi diterima di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) jalur undangan untuk tahun ini.

Salah satu siswanya bernama Theresia April Iyani Sitorus juara lari dan diterima di Universitas Negeri Jakarta, Pendidikan Kepelatihan Olah Raga (PKO). Selain itu, Lailatus Seifa, juara karate/atlet karate Sumut, diterima di PKO Unimed, dan bidang lain Suci Anissa, Ilmu Komputer di Unimed.

"Memang untuk jalur PTN di luar Provinsi, tak banyak diterima. Karena, murid-murid SMAN 10 Medan, rata-rata ekonomi menengah ke bawah. Jadi, banyak yang tidak mampu ketika diterima di PTN luar provinsi," jelas Adi Nasution yang sudah 16 tahun sebagai guru di SMAN 10 Medan.

2. Salah satu kunci keberhasilan di sekolah yaitu kedekatan antara guru dan siswa

Suasana para siswa sedang berolahraga di sekolah SMAN 10 Medan (Dok. Istimewa)
Suasana para siswa sedang berolahraga di sekolah SMAN 10 Medan (Dok. Istimewa)

Kata Adi Nasution, di bidang olahraga tidak boleh vakum, sesuaikan dan berdayakan apa yang ada di sekolah. Sekalipun keterbatasan fasilitas di sekolah, siswa-wi juga masih bisa meraih prestasi.

Sebab, mereka juga punya club di luar sekolah dan berlatih. Karenanya, pihak sekolah memberikan dispensasi waktu. Contohnya, kata Adi Nasution, ada siswa latihan di pagi hari, maka dispensasi bagi siswa itu diperbolehkan tiba di sekolah Jam 08.00 WIB.

Lanjutnya lagi, salah satu kunci keberhasilan di sekolah ini yaitu kedekatan antara guru dan siswa.

"Kami sangat dekat secara emosional dengan siswa-siswi, sehingga jika ada siswa yang berulah yang tidak baik, kami dapat segera menanganinya," katanya. Hal ini juga membuat siswa-siswi di sekolah ini tidak pernah terlibat dalam tindakan seperti tawuran.

Sekolah ini juga menunjukkan komitmen untuk memberikan pendidikan berkualitas tinggi bagi siswa dan mencetak generasi muda yang unggul dan siap menghadapi tantangan di masa depan.

3. Banyak siswa SMAN10 Medan sekolah sambil bekerja

Suasana para siswa sedang berolahraga di sekolah SMAN 10 Medan (Dok. Istimewa)
Suasana para siswa sedang berolahraga di sekolah SMAN 10 Medan (Dok. Istimewa)

Kebanyakan mahasiswa kuliah sambil kerja itu merupakan hal biasa. Namun, di SMAN 10 ada sejumlah siswa selepas jam sekolah untuk bekerja diluar.

Contohnya, Adib, Ketua Kelas X E5 SMAN 10 Medan. Dikatakannya, usai pulang sekolah, ganti baju lalu makan dan langsung ke tempat kerjaannya di bengkel.

"Uang hasil kerja di bengkel saya tabungi, lalu nanti saya berikan kepada orang tua buat kebutuhan sekolah," jelas Adib dengan nada gembira.

Sementara, Ibnu satu kelas dengan Adib, juga bercerita setelah pulang kerja, ia memiliki kesibukan lain, berupa mengedit video para konten kreator.

"Jadi belajar sambil bekerja,"terang Ibnu sembari menjelaskan masih ada teman-teman lain setelah pulang sekolah, mereka bekerja, seperti di ponsel.

Ketika ditanya tentang tawuran, ia dan teman-temannya mengatakan lebih baik waktunya digunakan untuk yang lebih bermanfaat. Kemudian kalau olahraga di sekolah kami ada badminton, tenis meja, takraw dan ekskulnya ada menari, paskib dan lainnya.

Saat ditanya apakah pekerjaan yang dilakukan mereka itu tidak mengganggu waktu belajar, mereka merespon dengan cepat, "Tidak mengganggu."

Guru Matematika, Sianipar, membenarkan bahwa ada sejumlah siswa-siswi yang bekerja setelah pulang sekolah untuk membantu ekonomi keluarga.

"Memang ada siswa-siswi kita yang berjualan atau bekerja setelah pulang sekolah karena orang tuanya ekonominya menengah ke bawah," ujarnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Indah Permata Sari
Doni Hermawan
Indah Permata Sari
EditorIndah Permata Sari
Follow Us