5 Fakta Menarik tentang Peterpan Syndrome yang Perlu Kami Ketahui

Apakah kamu punya teman yang umurnya di atas 20 tahun, tetapi sikapnya terkesan kekanak-kanakan? Jika iya, bisa saja temanmu mengalami Peterpan Syndrome. Peterpan Syndrome merupakan kondisi saat orang dewasa tidak bersikap selayaknya usianya.
Kondisi ini menyebabkan pengidap melakukan hal-hal yang dapat merugikan orang lain dan menghindari tanggung jawab. Mereka juga sulit dalam menjalin hubungan yang berkomitmen.
Supaya kamu lebih paham mengenai Peterpan Syndrome, berikut adalah lima fakta menarik yang perlu kamu ketahui!
1.Tidak terbatas hanya terjadi pada pria

Peterpan Syndrome pertama kali dikenalkan oleh psikologi asal Amerika bernama Dan Killey. Istilah Peterpan Syndrome memang diambil dari karakter fisik Peterpan yang dikenal sebagai anak laki-laki yang gak mau tumbuh dewasa. Namun, meskipun demikian, kondisi ini tidak terbatas hanya terjadi pada pria.
Siapa pun dapat terkena Peterpan Syndrom terlepas dari gendernya. Jika seseorang mengalami pola perilaku yang menghambat perkembangannya untuk mencapai kedewasaan secara emosional dan psikologis yang sehat, orang tersebut bisa terkena Peterpan Syndrome. Jadi, wanita juga bisa mengalaminya, ya.
2. Dapat berakar dari pola asuh

Melansir laman Siloam Hospitals, belum diketahui dengan pasti penyebab Peterpan Syndrome pada seseorang. Namun, dikatakan bahwa pola asuh orang tua memiliki peran besar terhadap munculnya kondisi ini. Sebab, pola asuh dapat memengaruhi cara seseorang bersikap dan berperilaku ketika dewasa. Terlebih pola asuh permitif dan protektif.
Pola asuh permitif memungkinkan anak tumbuh dengan kepercayaan bahwa ia dapat melakukan segala hal tanpa batasan. Kemudian, pola asuh protektif memungkinkan anak tumbuh dengan pemikiran bahwa menjadi dewasa adalah hal yang sulit dijalankan. Mereka menjadi kurang percaya diri dan tidak mampu bersikap mandiri. Selain itu, Peterpan Syndrome juga dapat dipicu oleh permasalahan ekonomi.
3.Punya banyak ciri

Pengidap sindrom ini memiliki banyak ciri. Tidak hanya menghindari tanggung jawab serta sulit dalam menjalin hubungan yang berkomitmen. Ciri-ciri lainnya seperti impulsif dan senang mencari sensasi, punya rasa percaya diri yang rendah, senang mencari perhatian, dan enggan menunda kesenangan.
Orang dengan sindrom ini juga biasanya tidak memiliki perencanaan masa depan dan enggan untuk mengembangkan diri. Tidak hanya itu, mereka pun tidak mau mengakui kesalahan. Hal ini membuat mereka sulit introspeksi diri dan kerap melakukan kesalahan yang sama berulang kali.
4.Bukan termasuk gangguan klinis

Melansir laman Binus University, dalam artikel jurnal yang berjudul Peterpan Syndrome: Men Who Don’t Grow Developing a Scale menyebutkan bahwa Peterpan Syndrome bukan termasuk gangguan klinis. Sebab, kondisi ini tidak terdaftar secara resmi dalam Diagnostic Statistic Manual Disorder. Sindrom ini lebih mengarah pada pola perilaku yang menghambat kedewasaan seseorang, sehingga tidak dikategorikan sebagai kondisi klinis yang memerlukan obat.
Meskipun demikian, Peterpan Syndrome bisa diatasi. Selain itu, sindrom ini juga bukan pilihan sengaja seseorang. Orang dengan Peterpan Syndrome tidak memilih untuk berperilaku demikian. Perilaku mereka merupakan hasil dari faktor-faktor di luar kendali mereka.
5.Cara mengatasi Peterpan Syndrome

Dalam poin sebelumnya disebutkan bahwa sindrom ini bisa diatasi atau diobati. Adapun pengobatan Peterpan Syndrome yang terjadi ketika dewasa ialah dengan terapi ke psikolog. Terapi bertujuan untuk membantu meminimalkan sindrom. Terapi bisa membantu pengidap untuk memahami akar masalahnya serta mengembangkan mekanisme koping yang sehat.
Dukungan dari keluarga dan lingkungan sekitar juga diperlukan. Orang-orang terdekat perlu memberikan motivasi kepada pengidap agar lebih berani untuk menunjukkan perubahan yang baik.
Kalau kamu atau orang yang kamu kenal merasa memiliki sindrom ini, penting untuk mencari bantuan profesional. Ingat, sebelum diagnosis, perlu dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu oleh tenaga ahli seperti psikolog atau psikiater.