Sejarah Bank Sumut, Dari BPDSU Hingga Jual Saham Ke Publik

Tertarik beli saham Bank Sumut, baca dulu sejarahnya yuk

Bank Sumut siap mengerek kinerja jelang Initial Public Offering (IPO). Kinerja akan digeber melalui meningkatkan ekspansi kredit hingga pengembangan teknologi informasi serta layanan digital.

Bank yang nantinya memakai kode emiten BSMT berencana mengalokasikan 80 persen dana yang diperoleh dari hasil IPO untuk modal kerja guna mendukung ekspansi bisnis perseroan, termasuk kredit modal kerja, kredit investasi hingga kredit konsumtif.

Dalam IPO tersebut, Bank Sumut menawarkan sebanyak-banyaknya 2.934.798.300 saham kepada publik.

Dengan nilai nominal Rp250 per saham, Bank Sumut mematok harga penawaran pada rentang harga Rp350 hingga Rp510 per saham sehingga perseroan berpotensi meraup dana Rp1,02 triliun hingga maksimal Rp1,49 triliun.

Sesuai prospektus, bank daerah milik pemerintah provinsi dan kabupaten/kota di Sumatra Utara itu telah menggelar penawaran awal atau bookbuilding sebanyak-banyaknya 2,93 miliar saham (mewakili 23 persen dari total saham Bank Sumut usai IPO) awal Januari lalu.

Kamu tertarik membeli saham Bank Sumut? Yuk simak dulu sejarah dan kinerja Bank Sumut hingga tahun 2022.

1. Sudah berdiri selama 62 tahun

Sejarah Bank Sumut, Dari BPDSU Hingga Jual Saham Ke PublikKantor Pusat Bank Sumut (Dok. Banksumut)

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara didirikan pada tanggal 4 Nopember 1961 dengan sebutan BPSU. Sesuai dengan ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sumatera Utara maka pada tahun 1962 bentuk usaha dirubah menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan modal dasar pada saat itu sebesar Rp.100 Juta dengan sahamnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara dan Pemerintah Daerah Tingkat II se Sumatera Utara.

Pada tahun 1999, bentuk hukum BPDSU dirubah menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara atau disingkat PT. Bank Sumut yang berkedudukan dan berkantor pusat di Medan, Jalan Imam Bonjol No. 18 Medan.

Modal dasar pada saat itu menjadi Rp400 Miliar yang selanjutnya dengan pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan Bank, di tahun yang sama modal dasar kembali ditingkatkan menjadi Rp500 Miliar.

Laju pertumbuhan Bank Sumut kian menunjukkan perkembangan yang sangat signifikan diliat dari kinerja dan prestasi yang di peroleh dari tahun ke tahun, tercatat total asset Bank Sumut mencapai 10,75 Trilyun pada taun 2009 dan menjadi 12,76 Triliun pada tahun 2010.

Didukung semangat menjadi Bank Profesional dan tangguh menghadapi persaingan dengan digalakkanya program to be the best yang sejalan dengan road map BPD Regional Champion 2014, tentunya dengan konsekuensi harus memperkuat permodalan yang tidak lagi mengandalkan peryertaan saham dari pemerintah daerah, melainkan juga membuka akses permodalan lai seperti penerbitan obligasi, untuk itu modal dasar Bank Sumut kembali ditingkatkan dari Rp1 Triliun pada tahun 2008 menjadi Rp2 Triliun pada tahun 2011 dengan total asset meningkat menjadi 18,95 Triliun.

2. Kinerja Bank Sumut tahun 2022

Sejarah Bank Sumut, Dari BPDSU Hingga Jual Saham Ke PublikData Aset Bank Sumut dari masa ke masa (IDN Times/Arifin Al Alamudi)

Berdasarkan data Biro Riset Infobank (birI), hingga triwulan III 2022 Bank Sumut memiliki total aset Rp40,62 triliun, tumbuh 2,70 persen (year on year/yoy). Dari sisi aset, Bank Sumut merupakan bank pembangunan daerah (BPD) terbesar ke lima di Indonesia dan terbesar untuk BPD di luar Pulau Jawa.

Di sisi lain, Bank Sumut membukukan laba bersih Rp520,58 miliar atau naik 14,06% (yoy). Laba ini ditopang oleh pendapatan bunga yang melonjak 26,94% menjadi Rp3,05 triliun.

Tingginya pendapatan bunga sejalan dengan penyaluran kredit yang meningkat 7,92% dari periode yang sama tahun lalu menjadi Rp24,48 triliun. Sementara itu total dana pihak ketiga (DPK) juga naik 1,11% menjadi Rp33,38 triliun.

Keberhasilan dan kinerja yang solid Bank Sumut diharapkan memberikan kontribusi berarti bagi peningkatan kegiatan perekonomian di 33 kabupaten atau kota dan Provinsi Sumatra Utara, yang pada triwulan III 2022 tumbuh 4,97% (yoy) dengan produk domestik regional bruto (PDRB) mencapai Rp243,91 triliun.

Bank Sumut juga mencatatkan pengembalian ekuitas atau return on equity (RoE) yang cukup tinggi. Di sembilan bulan pertama di 2022, ROE Bank tercatat 17,38 persen, lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 16,60 persen.

3. Masa penawaran umum pada 1-3 Februari 2023 dan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 7 Februari 2023

Sejarah Bank Sumut, Dari BPDSU Hingga Jual Saham Ke PublikBursa Efek Indonesia (BEI) (https://google.com)

Sebagai informasi, pada 5-18 Januari 2023 Bank Sumut tengah melakukan masa penawaran awal (book building) dalam rangka penerbitan umum perdana (IPO) saham.

Dalam aksi korporasinya, perseroan berencana menerbitkan sebanyak-banyaknya 2,93 miliar saham atas nama Seri B yang seluruhnya merupakan saham baru dan dikeluarkan dari portepel perseroan, dengan nilai nominal Rp250 setiap saham.

Jumlah tersebut mewakili sebanyak-banyaknya sebesar 23,00 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan. Perseroan menawarkan harga IPO pada rentang Rp350-Rp510 per saham dan menargetkan memperoleh dana segar sebanyak-banyaknya Rp1,49 triliun.

Bank Sumut dijadwalkan melakukan masa penawaran umum pada 1-3 Februari 2023 dan resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 7 Februari 2023. Adapun dalam melakukan IPO, perseroan menyertakan laporan keuangan kuartal II/2022 atau periode enam bulan yang berakhir pada Juni 2022.

Gimana, kamu tertarik membeli saham Bank Sumut gak?

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya