Medan, IDN Times - Saat melintas di kawasan Jalan Pelajar, Kelurahan Teladan Timur, Kota Medan terlihat tembok-tembok yang menutup ribuan anggrek. Saat mengonfirmasi jumlah anggrek yang ada di kawasan budidaya tersebut, IDN Times mendapat informasi ada 30 ribuan anggrek yang tersedia.
Dengan jumlah yang begitu banyak, tak jarang lokasi ini dijadikan tempat membuat konten para Youtuber dan dijadikan tempat wisata para anak muda. Seperti apa sih? Yuk intip!
Hendra Harahap, salah satu mandor Ladang Anggrek mengatakan budidaya Anggrek di Jalan Pelajar tersebut berawal dari hobi. Hingga tak ada yang menyangka, tanaman anggrek semakin berkembang, bahkan menjadi ladang untuk dijual-belikan.
"Jadi di sini, banyak yang datang untuk membeli. Ada juga yang cuma ingin mengambil gambar selfie atau buat Vlog. Ya, silakan. Kalau mau datang pagi, bisa melihat langsung bagaimana perawatan Anggrek," ujarnya kepada IDN Times, Minggu (19/1).
Selain di Medan, Ladang Anggrek yang sama juga dapat ditemui di Tiga Dolok, Kabupaten Simalungun.
Hendra juga menyampaikan untuk harga yang ditawarkan, mulai dari Rp 60 ribu hingga Rp 150 ribu sesuai ukuran bunga Anggrek sendiri.
Harga tersebut termaksud terjangkau mengingat Anggrek masih menjadi primadona tanaman hias yang butuh kedisiplinan untuk merawatnya.
"Adapun jenis Anggrek yang ditanam di sini adalah Dendrobium. Bunganya sangat bervariasi dan indah. Dendrobium relatif mudah dipelihara dan berbunga," ucap Hendra.
Pola pertumbuhan anggrek Dendrobium bertipe simpodial, artinya memiliki pertumbuhan ujung batang terbatas. Batang ini tumbuh terus dan akan berhenti setelah mencapai batas maksimum.
Pertumbuhan ini akan dilanjutkan oleh anakan baru yang tumbuh di sampingnya. Pada anggrek simpodial ini terdapat penghubung yang disebut rhizoma atau batang di bawah tanah. Dari rhizoma ini akan keluar tunas anakan baru.
Anggrek Dendrobium membutuhkan sinar matahari dengan sedang sampai tinggi, tergantung dari jenis Dendrobium. Apabila suhu terlalu tinggi dapat dibantu dengan pengkabutan dengan penggunaan semprotan untuk menghindari penguapan yang lebih besar.
"Di sini, Anggrek Dendrobium disilang oleh beberapa Anggrek Dendrobium lainnya sehingga memiliki warna yang beragam, tak hanya berwarna dasar ungu dan putih saja, banyak anggrek ditemui berwarna kuning, merah, oranye dan selang seling," kata Hendra.
"Jadi dahulu tahun 1980-an gak banyak warga bisa menanam Anggrek. Tumbuhan ini termasuk langka dan sulit ditanam. Namun persepsi tersebut berubah, yang mana anggrek mulai bisa ditanam massal," ujar Hendra seraya menyebut usia ladang Anggrek mencapai 30 tahun.
Selain Anggrek Dendrobium, ada juga Anggrek Bulan dan beberapa media tanam yang layak untuk dipelajari.