Meriahnya Perayaan Hanwoo Festival di Hoengseong, Kota Sapi di Korea

Kami menyusuri perjalanan yang cukup panjang setelah landing di Bandara Incheon, Selasa (2/10) lalu. Menyusuri jalan tol demi jalan tol, bus yang membawa rombongan melaju daerah yang berada di dataran tinggi. Daerah itu terletak di provinsi Gangwon.

Lebih kurang 3 jam kami akhirnya tiba di wilayah Dunnae sekitar pegunungan Gaya. Tim menginap di Welli Hilli Park. Itu merupakan resort di mana orang-orang Korea maupun para pendatang bermain ski. Sayangnya, ketika kami datang tidak ada salju. Dua pekan lagi kabarnya baru mulai musim dingin. Meskipun ketika kami datang langsung disambut dengan hujan dan angin yang cukup membuat kami mengambil jaket dalam tas.

Tapi resort ini cukup lengkap meski permainan ski sedang libur. Ada beberapa permainan  baik untuk dewasa maupun  anak-anak. Bahkan di daerah ini sedang dibangun water park besar yang ditargetkan selesai 2020.

Setelah semalam menginap, rombongan tim diajak untuk makan siang. Ada sekitar 1 jam bus melaju ke Hoengseong-gun. Sekadar informasi, selain kami dari Indonesia, para kontestan lain berbaur dari Laos, Kamboja, Thailand, Malaysia, Myanmar, bahkan ada dari Amerika Serikat dan Meksiko. Kami tak mengerti apa omongan mereka jika tidak berkomunikasi dengan bahasa Inggris, kecuali Malaysia karena memang serumpun.

Tapi kami semua duduk semeja. Berbagai menu hidangan tersedia. Bagi yang muslim tentu akan was-was karena takut dengan hidangan yang tidak diperbolehkan. Tapi ada pula menu lain seperti ikan teri, telur dan lainnya yang bisa dinikmati.

Di pintu masuk tempat makan itu, kami diberikan minuman fermentasi "Yakult". Kami yakin itu dari bentuk botol dan rasanya. Meskipun tulisannya dalam aksara Korea yang tidak kami mengerti.

Menariknya, kota ini punya fasilitas olahraga yang bagus. Tim saja sudah mencoba empat lapangan. Satu merupakan Stadion Hoengseong, sementara tiga lainnya merupakan lapangan artifisial berkualitas bagus. Kami takjub. "Kota seperti pedesaan ini saja punya fasilitas AFC," kata Edu Juanda, mantan pemain timnas yang memperkuat Indonesia Garuda FC.

Di kota ini ada lambang sapi di mana-mana. Termasuk stadionnya. Dan turnamen termasuk dalam rangkaian Happy Hanwoo Festival. Itu adalah festival tahunan daging sapi.

Hanwoo Festival dipusatkan di kawasan dekat sungai. Panitia membangun jembatan buatan yang menghubungkan ke bukit dengan drum-drum plastik berwarna biru. Terlihat sangat rapi.

Lalu ada dua balon sapi besar di sisi kanan dan kiri dengan panggung utama di tengah. Di depan panggung sudah dibangun tribun buatan bertingkat-tingkat. Di sanalah orang-orang Korea dan para pendatang menonton pertunjukan yang disajikan di atas panggung.

Dalam satu tenant raksasa di dalamnya terdapat tenant-tenant yang menjual produk-produk pertanian daerah itu. Memang sepanjang kami menyusuri daerah itu, terdapat hamparan sawah yang luas. 

Kalau boleh dibilang, kami merasa memakan beras terbaik. "Nasi di sini memang enak sekali. Ibaratnya makan nasi putih saja sudah enak, campur teri," kata Arief, manajer Indonesia Garuda.

Selain itu ada pula tenant-tenant lain seperti tenda makanan, dan souvenir. Mungkin ada ratusan, mengingat luasnya area.

Di kawasan festival, panitia juga menyediakan spot yang menarik untuk berfoto. Ada lampu-lampu dengan gambar love yang seperti membentuk terowongan. Selain itu juga ada juga yang berbentuk sapi.

Maka, banyak muda-mudi dan keluarga yang memanfaatkan spot-spot itu untuk mengabadikan momen bersama.

Heesuk Lee, panitia yang memang berkenalan dekat dengan Arief Fadillah, manajer sekaligus pemain Indonesia Garuda FC lalu mengajak kami makan di salah satu tenant yang ada. Dia mengajak seluruh tim. Kebetulan memang memasuki jadwal makan malam. Tentu ini yang kami tunggu-tunggu karena sehabis pertandingan perut sudah lapar. Jangan terlambat, di Korea semua dilakukan dengan disiplin termasuk makan malam.

Beberapa dari rombongan kami ragu. Maklum, kebanyakan dari rombongan kami termasuk rombongan tim Malaysia takut jika yang dihidangkan adalah daging babi. "Tenang ini semua daging sapi," kata Mr Lee.

Lalu kami pun bersemangat. Langsung berebut kursi di area tenant yang cukup sempit itu. Lalu penyaji menyediakan berbagai mangkuk dan nasi. Satu meja idealnya diisi empat orang. Kompor kecil dan daging pun siap dimasak di atas meja masing-masing. Kami mengaduk-aduknya dengan sumpit. Ketika dirasa sudah matang, daging pun disantap. Sangat lembut dengan kuah kaldu yang terasa gurih.

Selesai makan, kami pun menyaksikan panggung utama. Setelah pidato dari orang berwenang wilayah tersebut, lalu ada acara hiburan yang disajikan. Malam itu ada seorang artis Korea menghibur kami dan pengunjung lainnya.

Ternyata dia adalah Jeong Su-ra, seorang artis KPop Korea yang cukup senior jika dilihat dari wajahnya. Dia tampil dengan setelan jas berwarna merah jambu tua. Dia menyanyikan lagu-lagu Korea yang pastikan gak pernah kami dengar. Tapi asyik.

Selain itu dari jadwal yang saya cek di website resmi Hangwoo Festival, malam itu juga tampil Hyun-mi Joo, Sang-min Park, and Shin-yu. Pada puncak acaranya 6 Oktober yang tampil adalah aktor dan penyanyi populer senior Lim Chang Jung.