Tapak Umang, Legenda Mistik yang Diyakini Masyarakat Desa Rumah Liang
Objek bersejarah warga Karo yang minim perhatian wisatawan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Deli Serdang, IDN Times - Cerita rakyat dan sejarah kerap dianggap sebagai sesuatu yang membosankan oleh sebagian orang. Apalagi jika cerita rakyat tersebut mengisahkan tentang suatu hal yang berada di luar logika manusia.
Sebagian anak-anak zaman now menganggap jika cerita rakyat hanyalah sebuah rekaan nenek moyang untuk menakut-nakuti anak cucunya. Padahal jika kita cermati, bahwa lewat cerita rakyatlah orang-orang terdahulu dapat menyampaikan sebuah pesan dan kemaslahatan nilai-nilai kehidupan agar dapat bersikap bijak dan arif.
Di Sumatra Utara sendiri, cukup banyak menyimpan khazanah cerita rakyat dari tiap-tiap daerah dan suku yang ada. Cerita rakyat paling mahsyur di Sumatra Utara adalah legenda Danau Toba, Putri Hijau, Batu Gantung, Sampuraga, atau bahkan si Mardan.
Namun, tahu gak jika ada cerita rakyat Tapak Umang yang berada di salah satu desa di Deli Serdang? Bagi kalian yang penasaran, simak ulasannya!
Baca Juga: Ada Hidden Gem di Kaki Gunung Sinabung, 2 Air Terjun Tersembunyi
1. Tapak Umang berada di Desa Rumah Liang dan berdekatan dengan objek wisata Lau Mentar Canyon
Jika Aceh punya cerita rakyat Tapak Tuan, maka Sumut punya cerita rakyat Tapak Umang. Namun sayangnya, cerita rakyat yang berada di Desa Rumah Liang ini tidak banyak orang yang mengetahuinya selain penduduk mereka sendiri. Padahal, di desa tersebut ada bukti autentik yang konon masyarakat lokal klaim sebagai tapak dari makhluk halus, yang spesifiknya disebut "Umang" alias "Bunian".
"Jarang pendatang ada yang tahu tentang Tapak Umang. Sangat jarang. Umumnya jika datang ke desa ini (Rumah Liang) mereka, ya, hanya ke sungai Lau Mentar," aku seorang warga lokal bernama Sinton.
Kondisi jalan menuju batu besar dan di atasnya ada sebuah tapak kaki yang melegenda di desa tersebut, memang minim perhatian. Sinton menjelaskan jika selama ini ia menjadi pemandu wisata, tidak ada yang ingin meminta jasa pandunya ke objek bersejarah itu.
"Karena tidak ada yang mempublikasi, makanya gak terkenal. Karena tidak pernah diperhatikan kondisinya, jadi gak terawat. Padahal batu ini terkenal mistik di sini," ungkap Sinton.
Baca Juga: Kisah Bambang Setiawan Temukan 50 Air Terjun Tersembunyi di Sumut