Batu Air Pemanggil Hujan, Legenda Mistik di Kaki Gunung Singgalang
Dipercaya sebagai situs yang sakral di Dolok Panribuan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Simalungun, IDN Times - Ada banyak situs bersejarah yang ada di Sumatra Utara. Baik yang dikelola dengan bagus pemerintah dan masyarakat adat, ada juga yang tidak diperhatikan bahkan sampai terbengkalai. Corak kebudayaan yang kental di Indonesia membuat banyak sekali peninggalan-peninggalan bersejarah bahkan legenda yang berkembang dan disampaikan dari mulut ke mulut.
Di Desa Dolok Panribuan, Simalungun, ada situs sejarah yang jarang diketahui. Mulai dari lesung 44 yang digunakan setelah panen raya, legenda Pangulubalang yang konon dipercaya memiliki kontribusi bagi pertahanan dari serangan Belanda, sampai legenda Batu Air yang dipercaya memiliki kisah yang mistik.
Parman Girsang selaku kepala lingkungan dan juga pemuka adat yang berada di Desa Dolok Panribuan menunjukan situs bersejarah yang berada di desanya. Yang konon juga sangat berhubungan dekat dengan salah satu marga di Simalungun, yakni Girsang.
1. Batu Air adalah batu yang diterbangkan oleh orang sakti
Parman mengatakan jika Batu Air merupakan salah satu situs yang dikeramatkan di Desa Dolok Panribuan. Sebab, batu tersebut memiliki legenda yang terkenal kemistisannya.
"Berdasarkan cerita para leluhur kami, konon batu air merupakan sebuah batu yang diterbangkan dari suatu tempat yang kami sebut Tayas yang berada di seberang Gunung Singgalang. Ceritanya, dulu batu tersebut diterbangkan ke sini oleh orang sakti dan diletakkan tak jauh dari sungai. Sungai ini sendiri merupakan tempat pemandian satu kampung dan bahkan orang luar pun ada datang ke mari untuk mengambil air pada musim-musim kemarau.” Parman mengisahkan.
Hadirnya Batu Air membuat masyarakat di Desa Dolok Panribuan kerap menggunakannya sebagai tempat untuk marpangir di sana. Marpangir jika diartikan dalam bahasa Indonesia memiliki arti yakni melakukan suatu ritual-ritual tertentu, di mana masyarakat Dolok Panribuan di atas batu itu meletakkan piring yang diisi air dan jeruk purut sebagai bentuk ritual mensakralkan Batu Air. Parman menyebutkan jika Batu tersebut bentuknya berbeda seperti batu pada umumnya.
“Batunya seperti dipahat dan kira-kira panjangnya satu meter lebih. Di bawahnya juga kita bisa mandi dengan bebas karena ada aliran air,” jelas Parman.
Baca Juga: Legenda Pangulubalang, Batu yang Dapat Berbicara di Dolok Panribuan
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.