Legenda Pangulubalang, Batu yang Dapat Berbicara di Dolok Panribuan

Kini kondisi situs Pangulubalang sudah tidak terawat

Simalungun, IDN Times - Dolok Panribuan merupakan salah satu desa yang berada di kaki gunung Singgalang. Posisinya berada di dekat pasar tradisional Saribu Dolok dan Sekolah Efarina yang namanya cukup tersohor. Di Desa Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, masyarakat setempat banyak yang bekerja sebagai petani multikultural. Mulai dari kol, sawi, jeruk, sampai kentang dalam lahan tani yang berdekatan.

Di samping letak geografis Desa Dolok Panribuan yang berada di kawasan perbukitan dan banyak masyarakatnya yang bekerja sebagai petani, desa ini ternyata menyimpan legenda yang lekat dengan cerita marga Girsang.

Salah satunya adalah legenda Pangulubalang yang situsnya dapat ditemukan di areal tani salah satu warga yang mirip seperti sebuah patung kecil dan prasasti.

"Pangulubalang dahulunya sangat dikeramatkan di sini. Dan cerita Pangulubalang juga sedikit banyak ada kaitannya dengan marga Girsang," kata Parman Girsang yang merupakan salah seorang Kepala Lingkungan di Desa Dolok Panribuan.

 

1. Pangulubalang dahulunya adalah sebuah batu yang dapat berbicara

Legenda Pangulubalang, Batu yang Dapat Berbicara di Dolok PanribuanParman Girsang yang menunjukkan situs Pangulubalang (IDN Times/Eko Agus Herianto)

"Ukiran di batu ini mirip seperti wajah manusia, kan?" Pertanyaan retoris keluar dari mulut Parman Girsang saat menunjukkan situs Pangulubalang kepada IDN Times yang bentuknya memang menyerupai wajah manusia.

Parman mengisahkan jika Pangulubalang memiliki kontribusi yang besar terhadap Raja Girsang beserta masyarakat sekitar. Di mana Pangulubalang konon dapat berbicara dan mengetahui ancaman-ancaman yang berada di luar desa.

"Jadi pada zaman dahulu kenapa dibuat Pangulubalang, hal ini ditujukan untuk menjaga kampung dari serangan Belanda. Karena batu ini bisa berbicara dan tahu dari arah mana musuh datang. Ia yang lebih dahulu tahu dan langsung teriak memberitahukan kepada seluruh orang kampung untuk berhati-hati. Dia berbicara dari tempatnya berada dan suaranya terdengar sampai pemukiman masyarakat," kata Parman mengisahkan legenda Pangulubalang yang ia peroleh dari orang tua-orangtuanya terdahulu.

Pria berusia 61 tahun ini menambahkan jika dahulunya Desa Dolok Panribuan merupakan Partuanon. Partuanon merupakan salah satu pemimpin di bawah Raja menurut adat Simalungun

"Segala tindak tanduk Raja Girsang diketahui oleh Partuanon, dia salah satu pemimpin kepercayaan raja sekaligus merupakan seorang penyelamat, khususnya di desa ini yang terdapat Pangulubalang," lanjutnya.

Baca Juga: Sederet Cerita Rakyat dari Desa Rumah Liang, Banyak Hal Mistis

2. Peran Pangulubalang sebagai pencegah ancaman musuh dari luar desa

Legenda Pangulubalang, Batu yang Dapat Berbicara di Dolok PanribuanSitus Pangulubalang yang sudah tidak terawat. Di sampingnya ada dua Pangulubalang yang telah patah (IDN Times/Eko Agus Herianto)

 "Ada musuh masuk kampung kita!" Sedikit banyak itu merupakan salah satu peringatan yang diucapkan oleh Pangulubalang menurut legenda yang berkembang di tengah masyarakat Dolok Panribuan.

Pangulubalang disebut Parman mampu mengetahui dan merasakan segala ancaman yang datang. Sehingga Pangulubalang sangat berkontribusi sebagai pertahanan desa meskipun terdengar sangat mistik.

"Karena ada peringatan dari sang Pangulubalang, maka seluruh masyarakat berkumpul. Begitu juga panglima dan Partuanon. Mereka semua akan berpencar dan masing-masing sembunyi. Karena sudah tahu musuh akan datang. Hingga akhirnya mereka selamat," kata Parman yang juga merupakan salah satu orang yang "dituakan" di Desa Dolok Panribuan.

Pangulubalang dianggap sakral oleh penduduk desa Dolok Panribuan. Selain karena dipercaya dapat berbicara, kontribusinya dalam membantu masyarakat setempat dari serangan musuh menjadi jasa yang selalu diceritakan turun-temurun.

"Tapi sayangnya, meskipun sudah diceritakan secara turun-temurun, masih ada yang tidak tahu di mana keberadaan situs Pangulubalang ini. Mereka tahu di Dolok Panribuan ada Pangulubalang, tapi lokasi pastinya banyak yang tidak tahu. Sebagian besar juga banyak yang tak peduli lagi," jelasnya.

 

3. Kondisi Pangulubalang tidak lagi terurus dan ditutupi semak belukar

Legenda Pangulubalang, Batu yang Dapat Berbicara di Dolok PanribuanLahan pertanian warga yang berada di dekat Pangulubalang (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Parman menunjukkan lokasi Pangulubalang kepada IDN Times. Saat ditemui, kondisi Pangulubalang sangat tidak terawat. Bahkan ada dua batu Pangulubalang yang patah. Bahkan, ketika ingin melihat kondisi Pangulubalang, semak-semak yang menutupi harus dibersihkan terlebih dahulu agar Pangulubalang yang kecil itu dapat terlihat.

"Tempatnya sudah tak terawat. Sudah tidak ada lagi orang datang ke sini minta harapan atau membuat ritual. Lambat laun juga banyak yang tidak mengetahui legenda ini," kata pria yang juga merupakan pensiunan dari kantor camat itu.

Pangulubalang lokasinya berada pada sebuah gundukan (tumpukan tanah). Gundukan tersebut berada di areal pertanian masyarakat Dolok Paribuan yang menanam sawi, kentang, kol, dan jeruk yang tiap tiga bulan sekali dapat dipanen.

"Sekitar tahun 1972, tempat ini pernah dibersihkan dan dibuat semacam parit mengelilingi gundukan tanah. Sehingga orang tidak sembarangan masuk ke sini. Dulu juga ladang ini adalah hutan pinus. Sebelum pada akhirnya menjadi areal pertanian dan situs Pangulubalang beserta cerita legendanya sudah tak diperhatikan," pungkasnya.

Baca Juga: Air Terjun Binanga Bolon, Tempat Indah yang Tak Dipungut Retribusi

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya