Sebelum Meninggal Suharto AD Sebenarnya Masih Berhasrat Melatih Lagi

Medan, IDN Times- Kepergian Suharto AD meninggalkan duka mendalam bagi keluarga dan pecinta sepak bola Sumut. Suharto sejak akhir 2023 memang sudah berjuang melawan penyakitnya seperti stroke dan diabetes. Suharto meninggal di usia 59 tahun di Rumah Sakit Mitra Sejati, Sabtu (24/5/2025) pukul 14.22 WIB.
Riska, putri Suharto menceritakan saat terakhir meninggalnya sang Ayah. Suharto sejak Selasa (20/5/2025) dilarikan ke rumah sakit Mitra Sejati.
"Bapak kejang jadi dibawa ke Rumah sakit dan masuk ke ICU karena masalah di lambungnya. Jadi sejak Selasa itu tidak sadar, Jumat sempat menjalani operasi. Sempat merespon saat diajak bicara meskipun hanya gerakan mulut dan pundak, tapi tadi dokter bilang sudah gak ada," kata Riska di rumah duka Jalan Karya Jaya gang Karya X, Pangkalan Masyur Medan.
1. Masih ikuti perkembangan sepak bola Sumut

Diakui Riska ayahnya memang sudah lama tidak beraktivitas di sepak bola karena sakit. Terakhir Suharto membesut Sada Sumut (kini bernama Sumut United) di Liga 2 musim 2023/2024. Saat itu Suharto menangani tim setengah musim.
Setelah itu Suharto kerap bolak-balik ke rumah sakit karena sakit yang dideritanya. Terakhir dia menderita stroke yang membuatnya harus duduk di kursi roda.
"Tapi bapak masih mengikuti kok perkembangan sepak bola Sumut. Riska sering kasi info ke Bapak soal PSMS menang, yang nyetak gol ini, Sumut United menang, yang nyetak ini," katanya.
2. Suharto masih menyimpan asa melatih

Diakui Riska, sang Ayah masih menyimpan asa untuk bisa kembali ke lapangan hijau. Namun apa daya sakit membuatnya harus memendam hasrat itu.
"Bapak masih ingin melatih sebenarnya. Tapi sakit dan takdir berkata lain," ungkapnya.
Salah satu hal yang mengharukan saat tim pelatih dan ofisial Sumut United datang ke rumahnya membawa trofi juara Liga 3 pada Februari 2025 lalu. Saat itu dia tak kuasa menahan tangis.
Diketahui Suharto menduda sejak lama setelah kepergian sang istri usai melahirkan anaknya yang keenam. Maka sejak dulu Suharto membesarkan enam anaknya sendiri dibantu saudara-saudaranya. "Pesan Bapak ke kami yang penting akur-akur saja sesama saudara," kata Riska.
Suharto rencananya akan dimakamkan Minggu (25/5/2025) sebelum waktu salat Zuhur.
3. Karier kepelatihan Suharto AD

Suharto adalah salah satu legenda sepak bola Sumut. Saat masih bermain ia menjadi striker andalan di PSMS dan PON Sumut. Bahkan pria kelahiran Rambung Sialang, Sergai ini yang terakhir kali membawa Sumut meraih medali emas cabang sepak bola PON lewat golnya pada tahun 1989.
Di dunia kepelatihan, Suharto kerap bolak balik dipercaya menangani PSMS di beberapa musim berbeda. Mulanya di Piala Caltex 1995 bersama PSMS. Kemudian di Liga Indonesia 1996-1997 sebagai pelatih muda yang baru pensiun dari pemain. Suharto kembali lagi ke PSMS tahun 2010/2011 menggantikan Rudi Keltjes, dan 2012/2013 menggantikan Raja Isa. Sayangnya PSMS degradasi dari ISL di tahun 2012/2013 itu.
Suharto kembali lagi dipercaya membesut PSMS di Piala Kemerdekaan 2015. Hasilnya PSMS berhasil menjadi juara. Itu menjadi prestasi terbaik Suharto di PSMS. Terakhir dia di PSMS saat menjadi asisten dari Peter Butler di Liga 1 2018. Suharto juga sempat menangani PS TNI di Liga 1.
Selanjutnya Suharto melalang buana di kompetisi Liga 3. Dia membesut Bhinneka FC di babak regional Sumatra Liga 3 2019. Tapi Bhinneka gagal ketika itu.
Kemudian Suharto sempat dipercaya menangani PON Sumut 2020. Namun sebulan sebelum keberangkatan dia didepak. Di Liga 3 tahun 2021-2022 ini, Suharto awalnya menangani tim pendatang baru, Batubara Bisa FC. Sayangnya gagal di babak penyisihan grup.
Suharto kemudian dipercaya menangani Karo United yang melakukan pergantian pelatih jelang babak 64 Besar nasional. Hasilnya Karo United dibawanya juara Liga 3 nasional tahun 2022.
Di Liga 2 2022/2023, Suharto membawa Sada Sumut di peringkat 2 klasemen grup Barat. Namun saat itu kompetisi hanya berjalan separuh musim karena tragedi Kanjuruhan.
Kemudian di musim 2023/2024, Karo United berganti nama menjadi Sada Sumut dan Suharto masih dipercaya sebagai pelatih kepala.
Sayangnya selama separuh musim, Sada Sumut berada di peringkat 5 klasemen. Suharto kemudian berpisah dengan Sada Sumut FC.