TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

[Klasik] Memori Liga 1997/98, Kompetisi Dihentikan saat PSMS di Puncak

Seperti Deja Vu, PSMS juga alami itu musim ini

Skuat PSMS 1997/1998 (Dok pribadi Sahari Gultom)

Medan, IDN Times- Sial betul PSMS Medan. Saat tim menunjukkan performa yang baik dan berada di jalurnya untuk lolos ke Liga 1, kabar buruk tiba. Kompetisi Liga 2 musim 2022/2023 tak dilanjutkan lagi oleh PSSI.

Padahal PSMS sudah menggelar pemusatan latihan kembali. Ini menandakan keseriusan PSMS untuk menghadapi lanjutan Liga 2. Apalagi PSMS saat ini menghuni peringkat 1 klasemen wilayah Barat dengan koleksi 16 poin. 

Ironisnya, bukan kali ini saja PSMS bernasib demikian. PSMS seperti mengalami deja vu, karena di musim 1997/1998, kompetisi juga pernah dihentikan saat Ayam Kinantan memuncaki klasemen. 

Baca Juga: Diumumkan Besok, Skuat PSMS Resah Menanti Kepastian Lanjutan Liga 2

1. PSMS mampu puncaki klasemen Wilayah Tengah sebelum kompetisi dihentikan

Bendera PSMS saat berkibar setengah tiang (Dok.Istimewa)

Melihat lagi ke belakang, saat itu kompetisi 1997/1998 diikuti 31 tim. Kompetisi dibagi dalam tiga wilayah yakni Barat, Tengah dan Timur. Mirip seperti saat ini.

Namun saat itu PSMS menghuni wilayah Tengah. Saat itu PSMS bersaing dengan Arseto Solo, Barito, Pelita Jakarta, Mitra Surabaya, Persib Bandung, Persikota, PSB Bogor, PSDS Deli Serdang, PSIM, PSIS, dan PSP.

PSMS tampil impresif. Dibesut Suimin Diharja, sang pelatih kampung, PSMS mampu bertengger di puncak klasemen. Dari 16 laga, PSMS meraih 31 poin. PSMS meraih 9 kemenangan, 4 hasil imbang dan 3 kali kalah. Saat itu PSMS unggul 2 laga dari Pelita di bawahnya dengan selisih 4 poin. PSMS juga produktif dengan mengemas 28 gol dan kebobolan 15 gol.

2. Materi PSMS diperkuat anak Medan dengan dua legiun asing

Sahari Gultom saat menjalani latihan perpisahan bersama PSMS di Stadion Kebun Bunga, Selasa (11/2). (Dok.IDN Times/Istimewa)

Skuat PSMS saat itu diperkuat Sahari Gultom, Edwin Daud, Ardi Mulyono, Slamet Riyadi, Meiyadi Rakasiwi, Mukhlis, Mahadi dan Lilik Suheri. Semuanya merupakan anak Medan. Ditambah lagi tiga legiun asing Mauro Sergio, Saphou Lassy, Alain Mabenda.

"Saat itu tim kami sangat kuat. Makanya memang gak dipungkiri waktu kompetisi dihentikan, sangat disayangkan. Saat itu kami bisa juara di wilayah. Bahkan bisa juara liga dengan materinya saat itu. Gak ada pemain bintang, tapi pemain asing kita bagus-bagus. Semangat mainnya gak ada lagi yang sekarang seperti itu," kata Sahari Gultom, kiper PSMS saat itu.

Baca Juga: Stadion PSMS, Karo United dan PSDS Penuhi Syarat Keamanan Gelar Laga

Berita Terkini Lainnya