Liverpool mencatat comeback sensasional atas Barcelona pada semifinal leg II Liga Champions di Anfield, Kamis (8/5) dini hari. Kemenangan 4-0 mengantarkan pasukan Jurgen Klopp dkk lolos ke final.
Ini merupakan final kedua beruntun Liverpool. Tahun lalu mereka tumbang dari Real Madrid. Liverpool menjadi tim yang terkenal dengan comeback dahsyatnya sehak dulu.
Dilansir dari Opta, ini 5 fakta di balik comeback Liverpool
Liverpool menjadi tim ketiga yang berhasil bangkit dengan margin tiga gol pada semifinal Liga Champions. Sebelumnya ada Panathinaikos yang melakukannya tahun (1970-1971) dan Barcelona (1985-1986).
Selain di semifinal ada comeback sensasional lain di fase gugur. Ada empat tim yang melakukannya termasuk Liverpool. Mereka adalah Deportivo La Coruna saat melawan AC Milan tahun 2004, Barcelona atas PSG tahun 2017, AS Roma atas Barcelona tahun 2018.
Liverpool menjadi tim Inggris kedua yang berhasil lolos ke final dua tahun beruntun. Sebelumnya ada Manchester United pada 2008 dan 2009.
Namun MU berhasil menjuarai satu di antaranya setelah mengalahkan Chelsea. Tahun berikutnya mereka kalah dari Barcelona.
Liverpool menyamai catatan Juventus soal jumlah tampil di final. Sembilan kali mereka ke partai puncak. Tapi ada tim lain yang lebih sering yakni Real Madrid 16 kali, Milan 11 kali dan Bayern Munchen 10 kali.
Dari catatan Opta, Georginio Wijnaldum adalah pemain cadangan kedua yang mencatat brace bagi Liverpool setelah Ryan Babel. Sebelumnya ada Ryan Babel yang kini bermain untuk Fulham mencetak dua gol ke gawang Besiktas pada 2007.
Wijnaldum, menjadi pemain pengganti pertama yang mencetak dua gol ke gawang Barcelona di Liga Champions. "Saat kalah telak di Spanyol, kami tetap optimistis bisa lolos meski diragukan banyak pihak," kata Wijnaldum kepada BBC.
"Luar biasa. Kami bisa menunjukkan bahwa segala hal bisa terjadi di sepak bola," ucapnya.
Jurgen Klopp menjadi pelatih yang sudah mencatat tiga final Liga Champions. Sebelumnya dia melakukannya bersama Borussia Dortmund tahun 2013, dan Liverpool tahun 2018.
Namun Klopp belum pernah menjuarai si kuping besar setelah dua kali kalah di final. Ini kesempatan ketiga Klopp.