Pencak Silat, Dari Indonesia hingga Tenar ke Seluruh Dunia

Stephan Berwick adalah seorang warga negara asli Amerika Serikat. Beliau adalah seorang atlet bela diri dan aktor. Debut film pertamanya adalah bermain di film Hongkong.

Saat beliau masih belia, ayahnya memberikan sebuah buku tentang bela diri. Buku tersebut merupakan sejarah dari seni bela diri. Melihat gambar-gambar yang terdapat di dalamnya membuat ia tertarik untuk mempelajarinya.

Stephan bersama temannya pergi ke Hongkong dan diberi kesempatan untuk bermain film. Setalah itu, ia kembali ke Amerika dan mengajar orang-orang China yang tinggal di sana, serta warga Amerika. Stephan mengajari mereka dengan menggunakan musik klasik karena beliau ingin memperkenalkan bahwa bela diri bukan bentuk kekerasan tetapi sebuah seni.

Olahraga seni bela diri sendiri datangnya dari benua Asia. Jadi, tentu lebih sulit bagi orang-orang Eropa maupun Amerika saat mempelajari ini. Salah satunya, mereka ingin cepat mahir hanya dalam waktu dua minggu dan merasa sulit mengikuti gerakan-gerakannya. 

Banyak hal yang dirasakan Stephan dalam hidupnya dengan mempelajari jenis olahraga satu ini. Dalam kehidupan sehari-hari ia menjadi lebih disiplin dan lebih kuat, bila dibandingkan dengan teman-teman seumurannya.

Tidak kalah dari Amerika Serikat, Indonesia juga memiliki atlet bela diri yang gak kalah keren. Ia adalah Puspa Arumsari, yang di bulan Agustus 2018 lalu berhasil mengharumkan nama Indonesia melalui pesta olahraga Asian Games, yang diselenggarakan di Jakarta-Palembang.

Puspa mengenal olahraga ini awalnya hanya ikut-ikutan dari kakak laki lakinya yang merupakan seorang pelatih di perguruan pencak silat. Dari situ timbul rasa penasaran Puspa untuk belajar pencak silat dan lama-lama menjadi suka.

Lambat laun Puspa mengetahui bahwa pencak silat adalah budaya dan milik Indonesia. Jadi pikirnya, jika bukan anak muda Indonesia, siapa lagi yang akan meneruskan olahraga bela diri ini?

Puspa pernah mengalami sebuah momen yang menjadikannya cambuk untuk berlatih lebih giat. Di suatu waktu, Puspa mengikuti sebuah kejuaraan di mana waktu persiapannya hanya lima jam sebelum hari H untuk menghafal 100 lebih gerakan.

Saat tampil, ia lupa gerakan transisi. Momen inilah yang menjadikan Puspa terkenal dan hebat seperti sekarang ini, yang menorehkan prestasi, baik di kancah nasional maupun international. Prestasinya antara lain adalah Sea Games Malaysia – Perunggu, Kejuaran Dunia di Jakarta – Emas, PON Jawa Barat – Emas, yang merupakan batu loncatannya masuk ke pelatnas sebagai tim elit internasional Indonesia dan Asian Games 2018 – Emas.

Puspa ingin olahraga ini masuk ke ajang olimpiade, agar lebih mendunia. Di ajang Olimpiade Tokyo 2020 nanti, pencak silat akan masuk ekshibisi dan ke depannya di olimpiade berikutnya, sudah bisa masuk cabang olahraga yang dipertandingkan.

Sangat menganggumkan ya prestasi kedua tokoh di atas. Kita sebagai generasi muda sepatutnya juga seperti mereka. Berusaha, kerja keras dan bisa mengharumkan nama bangsa kita sendiri. Ayo, kamu, anak muda, jangan mau ketinggalan mencetak prestasi!