TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jeka Saragih, Satu-satunya Anak Medan Masuk Fortune 40 Under 40

Bermula dari atlet wushu sanda menuju panggung UFC

Petarung UFC asal Indonesia, Jeka Saragih tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Rabu (22/11/2023). (IDN Times/Tino).

Majalah Fortune Indonesia baru-baru ini merilis daftar 40 Under 40. Ini adalah daftar 40 generasi muda Indonesia paling berpengaruh pada berbagai sektor—mulai dari bisnis, hiburan, sosial, olahraga—hingga pemerintahan yang belum berusia 40 tahun per 31 Desember 2023. Kehadiran mereka mendisrupsi dan patut diwaspadai.

Harus diakui bahwa tidak mudah melakukan kurasi daftar Fortune Indonesia 40 Under 40 ini. Dari 380-an permohonan yang masuk ke tim redaksi, ditambah ratusan nama kandidat lain, Fortune Indonesia membutuhkan waktu setidaknya 2,5 bulan hingga dapat menghadirkan lis ini.

Berbagai pertimbangan menjadi catatan: mulai dari pengalaman yang dimiliki para kandidat, prestasinya, keberlanjutan karier, dan manfaat yang dapat mereka berikan kepada masyarakat sekitar. Tegar, mendengar, dan tidak pernah berhenti belajar. Itulah karakter dari Fortune Indonesia 40 Under 40 pada 2024.

“Memang terlihat mudah ketika kita menilai output yang mereka hasilkan. Namun, di balik itu ada proses panjang sehingga mereka bisa berada di titik ini,” kata Hendra Soeprajitno, Pemimpin Redaksi Fortune Indonesia. 

Salah satu nama dari bidang olahraga adalah Jeka saragih. Ia menjadi satu-satunya putra Sumatera Utara atau biasa disebut Anak Medan yang masih dalam daftar 40 Under 40 tahun 2024. Bikin bangga kan!

Yuk simak berikut profil Jeka saragih petarung Mixed Martial Arts (MMA) yang masuk daftar 40 Under 40 Fortune Indonesia tahun ini:

1. Bermula dari atlet Wushu sanda

Musa Rajekshah atau akrab disapa Ijeck saat bertemu dengan Jeka Saragih (Dok. IDN Times)

Jeka Saragih adalah atlet kelahiran Desa Bah Pesusang, Kabupaten Simalungun, provinsi Sumatra Utara. Jeka Asparido Saragih nama lengkapnya, lahir 3 Juli 1995.  Namun orangtuanya awalnya tak terlalu mendukung kariernya. Dia berlatih bela diri sejak kecil. Wushu sanda menjadi cabang olahraga yang ditekuninya. Ini adalah salah satu cabang beladiri.

Meskipun begitu Jeka Saragih maju terus. Dia mampu berprestasi di kejurda hingga kejurnas. Saat masih duduk di bangku SMA, Jeka memenangkan kejurnas Wushu di Yogyakarta tahun 2013. Dia juga memerkuat Indonesia di ajang Asian Games Junior di tahun yang sama. Sayang Jeka gagal jadi juara.

Jeka memutuskan merantau ke Batam sekaligus kerja. Tapi dia tak melupakan bela diri. Dia akhirnya bergabung dengan Batam Fighter Club (BFC). Di situ Jeka ditempa menjadi petarung MMA. Dia diikutkan kejuaraan One Price di TV One. Tahun 2017, kerja kerasnya berbuah hasil, ia menjuarai grade A 70 kilogram.

2. Menang TKO di Semifinal Road to UFC Abu Dhabi

Laga Jeka Saragih vs Maan Singh (dok.UFC)

Setelah namanya mulai dikenal di MMA, Jeka akhirnya mendapatkan mimpinya yang tertunda memerkuat daerahnya di ajang PON 2020 Papua yang ditunda pada 2021 lalu. Jeka meraih medali perak dari cabor wushu sanda kelas 75 Kg. Di final Jeka sayangnya takhluk dari pewushu Jawa Barat, Iman Lesmana yang berstatus juara bertahan.

Jeka kini tak hanya menjejak pentas nasional tapi juga internasional. Jeka sebelumnya meraih kemenangan atas petarung India, Pawaaan Maan pada pembukaan Road to UFC. Setelah itu Jeka pun berlatih sebulan terakhir di Amerika Serikat.

Dia dibesut Marc Fiore dari Team Wrestling USA dan Jacob Buracker pemegang sabuk hitam jujitsu.

Jeka Saragih kemudian kembali menorehkan sejarah dengan memukul TKO petarung Korea Ki Won Bin di Semifinal Road to UFC Abu Dhabi pada November 2022. Ia pun mendapatkan kontrak UFC.

Berita Terkini Lainnya