8 Satwa Terancam Punah yang ada di Taman Nasional Gunung Leuser

Jangan diburu yah guys

Indonesia kaya akan satwa endemik. Namun, sebagian besar statusnya dalam kondisi terancam punah. Baik karena aktifitas perburuan atau pun habitatnya yang hilang karena perambahan hutan.

Sumatra menjadi salah satu habitat sejumlah satwa terancam punah itu. Salah satunya tersebar di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Kawasan konservasi ini menjadi rumah dari berbagai satwa langka. Perburuan dan aktifitas eksploitatif masih menjadi ancaman bagi eksistensi satwa.

Hilangnya satu spesies satwa di alam, tentunya akan memberikan pengaruh pada kondisi ekologi. Leuser dengan hamparan hutan yang sebagian besar masih lestari, menyimpan warisan dunia. Baik flora atau pun faunanya.

Simak rangkuman IDN Times tentang satwa-satwa terancam punah yang ada di TNGL.

Mari kita jaga kelestariannya yah guys !!!

1. Orangutan sumatra (pongo abelii)

8 Satwa Terancam Punah yang ada di Taman Nasional Gunung LeuserDua individu orangutan Sumatra bergelantungan di atas pohon. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Orangutan sumatra adalah satwa endemik yang hanya bisa ditemui di Pulau Sumatra. Habitatnya tersebar luas di Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL).

Satwa bernama latin pongo abelii ini masih bisa dilihat di sejumlah titik di kawasan TNGL. Sama seperti saudaranya, orangutan kalimantan dan orangutan tapanuli, statusnya kini terancam punah. Aktifitas perburuan dan perdagangan orangutan masih ditemukan. Belum lagi soal degradasi kawasan akibat konversi hutan menjadi perkebunan. Kondisi ini menjadi ancaman serius bagi satwa yang paling mirip manusia itu.

Upaya konservasi orangutan sumatra masih dilakukan. Baik oleh pemerintah atau pun organisasi masyarakat sipil. Kehilangan satu individu orangutan di alam berdampak serius. Karena orangutan menjadi pemencar biji – bijian di dalam hutan.

Orangutan Sumatra bisa dikenali melalui beberapa ciri, diantaranya, bulunya coklat kemerahan, terdapat kantung pipi panjang pada orangutan jantan, panjang tubuh mencapai 1,25 meter hingga 1,5 meter dan bobotnya 50-90 kilogram.

2. Siamang

8 Satwa Terancam Punah yang ada di Taman Nasional Gunung LeuserSiamang yang diamankan Polres Bireuen (Foto: Istimewa)

Satwa langka di taman Leuser kedua, ada Siamang. Siamang adalah kera hitam, lenganya panjang dan tinggal di pepohonan.

Siamang satwa tangkas dan cerdas. Bergerak lincah diatas pohon hindari predator. Siamang tak berekor dan postur badanya kurang tegak. Warna tubuhnya hitam coklat kemerahan.

3. Rangkong Papan (buceros bicornis)

8 Satwa Terancam Punah yang ada di Taman Nasional Gunung Leuserjalaksuren.net

Rangkong papan adalah spesies terbesar suku burung Bucerotidae. Rangkok papan dewasa, panjangnya 160 cm.  Jenis burung ini bulunya hitam dan tanduk kuning hitam letaknya di atas paruh warna kuning.

Lehernya berwarna kuning coklat dan kulit muka hitam. Bagian ekornya putih bergaris tebal pada bagian tengah.

Rangkong bernama ilmiah Buceros bicornis ini juga terancam punah. Perburuan dan perdagangan masih menjadi ancaman serius bagi eksistensi rangkong papan. Begitu juga jenis rangkong lainnya.   

4. Ajag (cuon alpinus )

8 Satwa Terancam Punah yang ada di Taman Nasional Gunung Leusercommons.wikimedia.org/Fabrice Stoger

Ajag atau anjing hutan menjadi salah satu satwa  penghuni TNGL. Anjing ini mirip dengan srigala. Ajag juga terancam punah.

Baru – baru ini tiga ekor ajag terpantau camera trap di kawasan TNGL di Aceh. Panjang tubuh binatang ini 90 cm dan tingginya 50 cm. Sedangkan berat badan anjing hutan ini antara 12-20 kg dan ekornya 40-45 cm.

Secara luas, ajag tersebar di kawasan Asia mulai dari Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India, Indonesia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Rusia, Tajikistan, Thailand, dan Vietnam.

5. Beruang madu (helarctos malayanus)

8 Satwa Terancam Punah yang ada di Taman Nasional Gunung LeuserInstagram.com/bsbcc

Satwa endemik yang menghuni TNGL adalah beruang madu. Satwa bernama latin Helarctos malayanus ini adalah yang terkecil ukurannya dari 8 jenis beruang yang ada di dunia.

Ciri cirinya, bulunya warnanya hitam kecoklatan, moncong agak pendek dan hidung lebar. Beruang madu punya kepala besar, daun telinganya bundar kecil.

Hewan ini memiliki karakter pemalu dan penyendiri. Panjang tubuhnya cuma 1,4 meter dengan tinggi 70 cm dan beratnya 50-65 kilogram. Kondisinya juga terancam kepunahan.

6. Harimau Sumatra (phantera tigris sumatrae)

8 Satwa Terancam Punah yang ada di Taman Nasional Gunung LeuserIlustrasi - Dewi Siundol, harimau sumatra korban konflik di Kecamatan Sosopan, Kabupaten Padanglawas kini menjalani rehabilitasi di Sanctuary Harimau Barumun. (Prayugo Utomo/IDN Times)

Harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah salah satu satwa langka di TNGL. Harimau Sumatra sudah masuk dalam daftar merah Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) sebagai satwa yang hampir punah. Jumlahnya diprediksi tinggal 400 ekor tersebar di pulau Sumatra.

Terus berkurangnya luas habitat karena aktifitas deforestasi menjadi ancaman kepunahan Harimau Sumatra. Belum lagi jumlah perburuan yang masih masif terjadi. Bagian-bagian tubuh harimau kerap dijual. Meskipun sudah banyak kasus yang terungkap, para pelakunya tidak jera.

Di antara jenis lainnya, Harimau Sumatra termasuk yang berukuran paling kecil. Rata-rata ukuran panjangnya yang berjenis kelamin jantan mencapai 92 Inci atau. Beratnya bisa mencapai 140 Kg. Tinggi jantan dewasa bisa mencapai 60 cm. Untuk betina, panjangnya bisa mencapai 78 cm. Dengan berat 91 Kg.

Harimau Sumatra juga memiliki warna paling gelap di antara Subspesies lain. Pola hitamnya mempunyai ukuran lebar dan jaraknya rapat.  Saat bulu dicukur, belang juga terlihat pada kulit. Uniknya, motif belang harimau berbeda-beda antara satu dengan lainnya. Jadi ibarat sidik jari manusia.

7. Gajah Sumatera (elephas maximus sumatranus)

8 Satwa Terancam Punah yang ada di Taman Nasional Gunung LeuserGajah Sumatra bersama para mahout di Barumun Nagari Wildlife Sanctuary (BNWS), Kabupaten Padang Lawas Utara, Sumatra Utara. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Gajah Sumatra menjadi mamalia palig besar yang ada di TNGL. Populasinya kian langka karena perburuan. Menurut IUCN Red List, gajah Sumatera termasuk dalam kategori critically endangered atau terancam punah.

Beberapa kasus kematian gajah juga masih ditemukan di Leuser. Populasinya, Cuma sekitar 2.700 ekor tersisa di alam.  Gajah sumatera adalah salah satu sub spesies gajah asia, nama ilmiahnya Elephas maximus sumatranus.

Gajah sumatera hidup di hutan-hutan dataran rendah di bawah 300 meter dpl. Tapi juga sering ditemukan merambah ke dataran yang lebih tinggi. Jenis hutan yang disukainya adalah kawasan rawa dan hutan gambut. Populasinya tersebar di 7 propinsi meliputi Nangroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan dan Lampung.

8. Badak Sumatra

8 Satwa Terancam Punah yang ada di Taman Nasional Gunung LeuserSeekor badak sumatera lahir di Suaka Rhino Sumatera Taman Nasional Way Kambas (SRS TNWK), Provinsi Lampung pada Kamis, 24 Maret 2022 pukul 11.44 WIB. Badak sumatera (Dicerorhinus sumatrensis) bernama Rosa melahirkan anak berjenis kelamin betina. (Dok. KLHK)

Satwa langka di TNGL  adalah badak Sumatra. Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) yang sering disebut sebagai spesies badak terkecil sekaligus paling langka. Tak tanggung-tanggung, menurut organisasi non-pemerintah The World Wide Fund for Nature (WWF), jumlahnya diprediksi tinggal 80 ekor saja.

Badak Sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) dikenal dengan julukan badak Asia bercula dua. Badak ini menghuni wilayah hutan hujan, baik di dataran tinggi atau dataran rendah. Ia juga biasa terlihat di rawa-rawa dan daerah perbukitan yang dekat dengan sumber air. Meski tubuhnya besar, badak Sumatra bisa memanjat gunung dengan gesit dan biasa melintasi lereng yang curam.

Di tahun 1980-an, populasi badak Sumatra di Taman Nasional Kerinci Seblat berjumlah 500 ekor. Namun, populasi ini menurun drastis akibat perburuan liar. Populasi badak Sumatra berkurang 90 persen dalam kurun waktu 14 tahun saja! Bahkan, badak Sumatra disebut sudah punah di Kalimantan pada tahun 1990.

Upaya konservasi badak dilakukan di TNGL. Suaka Badak Sumatra 9Sumatran Rhino Sanctuary) dibangun di Desa Rantau Panjang, Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh, sejak akhir 2021. Pembangunan ini dilakukan berkat konsorsium linta sektor.

SRS dibangun di atas lahan yang berdampingan dengan Cagar Alam Serbajadi dan Hutan Lindung Aceh. SRS dibangun di atas lahan yang luasnya tidak lebih dari 120 Ha. Ini dianggap sebagai upaya terakhir menyelamatkan badak sumatra.

Baca Juga: 5 Lokasi di Taman Nasional Gunung Leuser Jadi Pilihan Destinasi Wisata

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya