TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Berbagai Jenis Upacara Kematian Adat Karo dan Maknanya

Setiap beda status beda upacaranya

Ilustrasi Upacara Kematian Karo (Youtube/G.A.B.S)

LlllSalah satu tradisi upacara adat kematian yang cukup terkenal adalah upacara yang dilakukan oleh suku Karo. Pelaksanaan dari prosesi dalam upacara ini cukup kompleks karena tidak hanya berkaitan dengan pengurusan jenazah, tetapi juga acara setelahnya.

Berikut beberapa jenis upacara kematian Suku Karo dan maknanya.

Baca Juga: 4 Lagu Daerah Karo yang Perlu Kamu Tahu dan Maknanya

1. Upacara berdasarkan jenis kematian

Ilustrasi Upacara Kematian Karo (Youtube/G.A.B.S)

Suku Karo memang masih memegang teguh budaya yang diwariskan, termasuk dalam hal upacara kematian. Tahukah Anda bahwa terdapat beberapa penggolongan jenis kematian yang akan memiliki perbedaan dalam pelaksanaan upacaranya?

Salah satu jenis kematian termasuk penggolongan oleh suku Karo ini adalah Cawir Metua. Pada kondisi ini, anak dari orang yang meninggal sudah memiliki keluarga termasuk cucu dan orang tersebut sudah tua.

Selain Cawir Metua, ada pula istilah jenis kematian yang disebut sebagai Tabah-Tabah Galoh. Pada kondisi tersebut, orang yang meninggal sudah menikah dan mempunyai anak, tetapi anak tersebut belum menikah.

Tidak hanya dua istilah sebelumnya, ada pula jenis kematian yang disebut sebagai Mate Nguda atau Muda. Sebutan Mate Nguda ini disematkan ketika orang yang meninggal dunia tersebut belum menikah.

2. Pengurusan jenazah

Ilustrasi jenzah. (IDN Times/Sukma Shakti)

Dalam rangkaian upacara adat kematian Karo, tentunya jenazah akan diurus terlebih dahulu sebelum berlanjut ke proses berikutnya. Tubuh orang yang meninggal tersebut dibersihkan serta dimandikan untuk menghilangkan berbagai kotoran.

Setelahnya, jenazah dipakaikan baju yang baik termasuk jas dengan perpaduan kain Karo. Yang unik di kening dan kedua pipi orang yang meninggal tersebut diberikan dua garis yang sejajar, bibirnya diolesi dengan campuran sirih, kapur dan gambir. Selain itu jempol kaki orang meninggal tersebut diikat atau disebut juga dengan Kalaki.

Terkadang di dalam peti mati dimasukkan juga beberapa barang yang sangat penting bagi orang meninggal tersebut ketika di dunia.

Namun yang unik jika yang mengalami mate singuda-nguda adalah sebelum mayat dimasukkan kedalam peti ,maka kepada yang bersangkutan disediakan semacam jenis benda yang menyerupai milik lawan jenisnya, dan ditempatkan pada bagian kemaluan pria maupun perempuan.

“Enggo pejabu kami kam, enggo sai utang kami” (sudah kami nikahkan kamu, karena itu kewajiban kami telah selesai).

Baca Juga: Mengenal Agama Pamena Dalam Budaya Masyarakat Karo

Berita Terkini Lainnya