Pesantren Al-Azhar Asy-Syarif, Representasi Sekolah Islam Masa Depan

Wujudkan iklim pesantren yang melek teknologi

Deli Serdang, IDN Times - Ada cukup banyak pesantren yang berada di Sumatra Utara. Mulai dari yang memiliki akreditasi unggul, menerapkan regulasi dan kebijakan dengan corak kedaerahan, sampai ada pula yang benar-benar mendukung nilai Islam yang moderat. Di antara banyaknya pesantren yang berada di Sumatra Utara, Al-Azhar Asy-Syarif yang berlabel Islamic Boarding School menjadi pesantren yang benar-benar mencuri perhatian masyarakat.

Sebab, pesantren yang baru berdiri sekitar 5 tahun itu telah memeroleh akreditasi A pada tahun ke-4 pesantren tersebut berdiri.

Kepada IDN Times, salah satu pengajar di Al-Azhar Asy-Syarif mengungkapkan betapa bagusnya pesantren yang memiliki tagline "Sekolah Islam Masa Depan" itu. Mulai dari nilai-nilai ketauhidan yang diusung, konsep tahfiz dan hafalan, sampai regulasi yang cakap akan teknologi dan sains.

"Suatu kehormatan bisa mengajar di sekolah terbaik ini. Al-Azhar Asy-Syarif benar-benar inklusif akan kebutuhan santri, guru, bahkan seluruh warga sekolah," kata Tengku Aldi Hatta yang merupakan pengajar di pesantren Al-Azhar Asy-Syarif.

1. Sistem belajar menggunakan iPad dan bahan ajar tak menggunakan buku cetak, semua serba digital

Pesantren Al-Azhar Asy-Syarif, Representasi Sekolah Islam Masa DepanKondisi belajar di ruang kelas Ustadz Tengku Aldi Hatta (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Konsistensinya dalam mengindahkan slogan yang diusung yakni "Sekolah Islam Masa Depan", Al-Azhar Asy-Syarif selalu mendukung peran teknologi dan sains. Pesantren ini cukup terbuka dalam mengembangkan sumber daya santri dan santriwatinya agar melek digital dan berpengetahuan.

"Saya mengajar di sekolah Al-Azhar Asy-Syarif yang merupakan salah satu sekolah dengan regulasi menerapkan pembelajaran menggunakan iPad. Di sini tidak ada buku paket alias cetak, seluruh santri semua bahan ajarnya dari e-book. Nah, untuk buku elektronik ini, Al-Azhar Asy-Syarif telah bekerja sama dengan penerbitan Airlangga yang namanya mahsyur di Indonesia," kata Tengku.

Guru mata pelajaran Bahasa yang mendapat penempatan mengajari santri tingkat SMP ini mengatakan jika pesantren tersebut sangat layak jika disandingkan dengan predikat sekolah impian.

"Walaupun kita mempunyai slogan sekolah Islam masa depan yang mendukung dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi, tapi memang smartphone itu tidak diperbolehkan untuk dibawa ke asrama. Tim IT Al-Azhar Asy-Syarif membuat satu sistem manajemen. Sistem ini ditanamkan di dalam iPad anak-anak, jadi mereka tidak bisa buka Safari, Google, dan tak bisa membuka yang berbau dengan media sosial sampai di titik app store mereka tidak ada," kata Guru yang telah mengajar kurang lebih dua tahun di pesantren megah tersebut.

Tengku juga menceritakan jika para santri ingin mencari materi dari Google dan mengunduh aplikasi belajar, mereka harus ke IT dahulu untuk dibukakan akses atau dibantu mengunduh. Untuk bermedia sosial ria, mereka dibatasi dan diawasi dengan ketat.

"Peran guru sangat penting di sini, sebisa mungkin guru dapat menjawab dan menampung segala aspirasi santri sehingga mereka tak perlu lagi menanyakan kegelisahannya di Google. Guru-guru di Al-Azhar Asy-Syarif merupakan yang kompeten di bidangnya dan memiliki jiwa yang kreatif," aku Tengku.

Baca Juga: Cerita Santri dari Pesantren Darul Hikmah, Awalnya Berat Kini Seru

2. Seluruh warga pesantren wajib bisa berbahasa Inggris dan Arab

Pesantren Al-Azhar Asy-Syarif, Representasi Sekolah Islam Masa DepanSalah satu gedung di pesantren Al-Azhar Asy-Syarif (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Tengku menjelaskan jika kurikulum di Al-Azhar Asy-Syarif menggunakan 2 kurikulum untuk kegiatan belajar mengajar. Yang pertama yakni kurikulum merdeka dan yang kedua kurikulum 2013.

"Di tingkat SMP, yang menggunakan kurikulum merdeka itu cuma kelas 7 dan kelas 8. Sementara kelas 9-nya itu masih menggunakan kurikulum 2013. Sementara untuk kurikulum khusus mata pelajaran bahasa Inggris itu menggunakan kurikulum cambridge," ucap pria yang disapa Ustadz Tengku ini.

Bahasa Inggris dan bahasa Arab wajib dipelajari dan bisa dituturkan di pesantren ini. Bahkan Tengku mengatakan jika tak hanya santri yang dimaksimalkan mempelajari dua bahasa asing itu, tapi seluruh warga sekolah.

"Guru itu wajib masuk ke kelas Inggris dan Arab. Jadi di sini guru-guru dilatih lagi. Bahkan bukan cuma guru, Satpam, CS, sopir, tukang laundry, penata kebun, dan lain-lain juga wajib bisa menuturkan bahasa Arab dan Inggris. Kami selaku Guru ada pelatihan rutinnya setiap hari Minggu," tuturnya.

Pria berusia 24 tahun ini turut menjelaskan jika ada suatu kultur yang unik untuk mengasah kompetensi seluruh warga sekolah. Pesantren Al-Azhar Asy-Syarif mengharuskan tenaga pendidik dan pekerja lain di sana wajib menyetor hafalan jika ingin mengambil gaji.

"Semua wajib setoran hafalan juga baru bisa ambil gaji. Kalau misalnya gak setoran hafalan, gaji ditahan dan tunggu siap memberi setoran dulu baru dikasih gaji. Konsepnya sangat bagus, maksudnya tak hanya santri saja yang diasah hafalan Qur'an-nya tapi juga semua warga sekolah. Agar terciptanya iklim sekolah yang berkualitas dan maju," beber Tengku.

3. Al-Azhar Asy-Syarif dianggap dapat memahami kebutuhan santri-santrinya

Pesantren Al-Azhar Asy-Syarif, Representasi Sekolah Islam Masa DepanPesantren Al-Azhar Asy-Syarif Sumut (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Santri dan santriwati Al-Azhar Asy-Syarif dikatakan Tengku telah melek terhadap dunia digital. Bahkan untuk mendukung soft skill santrinya, pesantren ini punya banyak sekali eskul. Mulai dari robotik, tilawah, nasyid, teater, public speaking, dan lain-lain. Situasi ini membuat Tengku selaku Guru merasa betah di pesantren ternama itu.

"Untuk jadwal setoran hafalan Qur'an, di sini dimulai dari jam 07.00 sampai jam 09.30 di waktu tahfidz. Santri diberi kebebasan untuk menghafal, bisa di koridor dan bisa di mana pun tapi masih dalam lingkup gedungnya. Jadi tidak monoton dan tidak harus dalam kelas," ucapnya.

Melihat semangat para santri, Tengku merasa tertantang dan termotivasi untuk menjadi pengajar yang baik dan kompeten. Sebab, iklim sekolah yang serba suportif membuatnya ingin memberi segalanya dengan maksimal.

"Bersahabat dengan teknologi membuat iklim pesantren menjadi berkembang dan berkualitas. Kita tetap memahami seluk-beluk agama tanpa mengesampingkan perkembangan zaman. Bahkan dengan hadirnya teknologi dapat mempermudah santri mengirim tugas, mengerjakan tugas, dan apa pun yang mendukung akademik," tambah Tengku.

Guru bahasa di Al-Azhar Asy-Syarif yang juga diamanahkan sebagai pelatih eskul public speaking ini berharap jika sekolah-sekolah yang berada di Sumut harus cakap teknologi. Sebab, dengan seperti itu akan mendorong ilmu pengetahuan di Indonesia dan para pelajar akan survive menghadapi masa depan.

"Sekarang sudah bukan masanya belajar individu dan kompetitif. Sekarang lebih ditekankan kolaborasi. Membuat iklim akademik yang inklusif dan kreatif jauh lebih bagus daripada menimbulkan kesan jika para peserta didik belajar karena rasa takut mereka pada gurunya. Al-Azhar Asy-Syarif benar-benar menjadi sekolah yang mendukung penuh kebutuhan agama, sains, teknologi, serta mewadahi santri-santrinya untuk berprestasi," pungkasnya.

Baca Juga: KPU Gelar Nobar di Pesantren, Ingin Dongrak Suara Pemilih Pemula

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya