UMKM Berbasis Daur Ulang di Danau Toba Berpotensi Masuk Pasar Ekspor
BPODT gandeng millennial melek potensi UMKM
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tapanuli Utara, IDN Times – Sektor pariwisata lumpuh akibat pandemik COVID-19 yang belum juga mereda. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi potensi yang harus dikembangkan untuk memperbaiki perekonomian masyarakat.
Danau Toba menjadi daerah yang kaya akan potensi UMKM. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyasar pengembangan UMKM di destinasi superprioritas tersebut.
Teranyar, melalui Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Kemenparekraf menggelar pelatihan pengambangan UMKM kepada para kaum millenial di Perkampungan Pemuda HKBP Jetun Silangit-Siborong-borong, Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara (Sumut), Jumat (6/8/2021). Pelatihan ini akan digelar selama dua bulan.
Baca Juga: 5 Alasan Utamasia Cocok Jadi Tempat Latihan Sepakbola Anak-anak
1. Produk daur ulang berpotensi masuk pasar ekspor
Pelatihan yang diberikan adalah tentang memanfaatkan bahan-bahan yang bisa didaur ulang dan dijadikan produk kesenian atau kriya. Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menarget produk UMKM dari Danau Toba bisa masuk bersaing di pasar ekspor.
"Saya dukung adanya pelatihan berbasis daur ulang ini dengan memanfaatkan bahan yang tidak dipakai jadi layak jual,” kata Sandi.
BPODT menggandeng HKBP sebagai mitra untuk pelatihan pengembangan UMKM itu. Peserta pelatihan pun dilibatkan dari 9 distrik yang ada di kawasan Danau Toba.
Dijelaskan Sandi, saat ini Kemenparekraf sudah memiliki program Beli Kreatif Danau Toba. Program ini juga dinilai efektif untuk mendongkrak daya jual produk dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) itu.
"Produk UMKM bisa dipasarkan secara offline maupun online. Apalagi sekarang kita sudah punya strategi pemasaran secara marketplace dan tentunya didorong adanya media sosial. Seperti yang mengalami peningkatan penjualan ulos dan penjualan sambal andaliman serta produk kriya lainnya," jelasnya.
Baca Juga: Tanpa Satgas, Keluarga Harus Makamkan Sendiri Pasien COVID-19 di Aceh