TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tolak Kenaikan UMP Rendah, Buruh Ancam Mogok Kerja Serentak

Kenaikan UMP Sumut Cuma 3,67 persen

Buruh yang tergabung dalam FSPMI berunjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sumut, Kamis (30/11/2023). Mereka menuntut pemerintah merevisi kenaikan UMP menjadi 15 persen. (Dok FSPMI)

Medan, IDN Times – Buruh di Sumatra Utara menolak kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2024 yang sudah diteken sebesar 3,67 persen. Jika dirupiahkan, upah di Sumut berubah menjadi Rp2.809.915.

Dewan Pimpinan Wilayah Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Provinsi Sumatera Utara (DPW FSPMI Sumut) menggelar unjuk rasa di Kantor Gubernur Sumut, Kamis (30/11/2023).

Dalam tuntutannya, buruh tetap meminta kenaikan UMP Sumut sebesar  15 persen. Mereka menuntut PJ Gubernur Sumut Hassanudin merevisi kenaikan UMP Sumut.

1. Upah buruh tidak pernah naik signifikan, harga kebutuhan tinggi

Ilustrasi upah (IDN Times/Arief Rahmat)

Ketua FSPMI Sumut Willy Agus Utomo mengatakan, selama ini upah buruh di Sumut tidak pernah naik signifikan. Sementara, harga-harga kebutuhan pokok terus mengalami kenaikan.

"Kami minta Gubernur peka, punya hati nurani, buruh Sumut makin miskin saja. Saat ini, kita minta revisi UMP sekarang juga," kata Willy dari pengeras suara.

Baca Juga: Sebelum Meninggal, Kodrat Shah Masih Berkomunikasi Soal Asprov Sumut

2. Buruh sebut PJ Gubernur tidak peka

Ilustrasi demo buruh. (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Willy juga menyayangkan sikap tidak pekanya PJ Gubernur yang tidak berani melakukan diskresi dalam penetapan UMP Sumut tahun 2024.  Padahal kenaikan upah tahun sebelumnya sebesar tujuh persen.

"Sembako dari tahun ketahun naik, semua buat mahal, kenapa kenaikan upah buruh menurun, dimana hati nurani PJ Gubsu," ungkapnya.

Berita Terkini Lainnya