TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sudah 30 Ribu Ekor Babi Mati di Sumut, Bio Security Masih Diandalkan

Dairi, Karo dan Deli Serdang terbanyak

Warga membawa bangkai babi yang dibuang pemiliknya di Danau Siombak Marelan, Medan, Sumatera Utara, Senin (11/11). (ANTARA FOTO/Nur Aprilliana Sitorus)

Medan, IDN Times - Wabah yang menyerang babi menjadi momok di Sumatera Utara. Jumlah babi yang mati bertambah dari hari ke hari.

Pemerintah juga sudah melakukan berbagai upaya. Salah satunya adalah Bio Security . Cara yang masih diandalkan untuk menangkal wabah.

Baca Juga: Selain Hog Cholera, Babi di Sumut Diindikasi  Kena Demam Babi Afrika

1. Sudah 30 ribu babi mati di Sumut

Petugas melakukan penyemprotan disinfektan ke peternakan babi di Kabupaten Karo (Prayugo Utomo/IDN Times)

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatera Utara Azhar Harahap memberikan data teranyar. Kata dia,babi yang mati sudah 30 ribu ekor.

Total babi yang mati ada di 16 Kabupaten. Mulai dari Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Tapanuli  Tengah, Simalungun, Pakpak Bharat,  Simalungun, Siantar, Tebing Tinggi dan Langkat.

"Yang tertinggi terjadi kematian babi ada di Dairi, Karo dan Deli Serdang," katanya, Jumat (20/12).

2. Bio Security adalah upaya mencegah lalu lintas babi

Petugas BPBD menarik bangkai babi yang mengapung di Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Upaya pengendalian virus terus dilakukan dengan bio security. Salah satu caranya adalah mencegah lalu lintas babi, melarang pemindahan ternak babi antar daerah, penyemprotan desinvektan dan pemberian vaksin.

"Langkah-langkah pengendalian tetap kita lakukan," katanya.

Baca Juga: Gawat! Sudah 27 Ribu Ekor Babi Mati di Sumut Karena Virus Hog Cholera

Berita Terkini Lainnya