Gawat! Sudah 27 Ribu Ekor Babi Mati di Sumut Karena Virus Hog Cholera

Total ada 1,2 juta babi yang ada di Sumut

Medan, IDN Times – Angka kematian babi yang mati diduga terjangkit virus Hog Cholera terus bertambah. Pemerintah juga terus melakukan pencegahan dengan melakukan vaksinasi.

Beberapa waktu belakangan juga masih ditemukan kasus pembuangan bangkai babi. Baik ke sungai atau pun di jalanan. Beberapa pelakunya juga sempat diamankan polisi.

1. Sudah 27 ribu ekor lebih babi mati karena virus

Gawat! Sudah 27 Ribu Ekor Babi Mati di Sumut Karena Virus Hog CholeraIDN Times/Ayu Afria

Wabah Hog Cholera terus merebak. Bahkan ada indikasi ke arah Asian Swine Fever (demam babi Afrika) yang menyerang babi.

"Sejak diserang wabah Hog Cholera, hingga saat ini ada 27.070 ekor babi yang mati, itu dari laporan yang kita terima hingga Rabu (11/12)," kata Kepala Balai Veteriner Medan Agustia, Kamis (12/12).

Baca Juga: Festival Danau Toba, Pemakaian Bulang Sulappei Pecahkan Rekor MURI

2. Babi yang mati meningkat pesat

Gawat! Sudah 27 Ribu Ekor Babi Mati di Sumut Karena Virus Hog CholeraPetugas BPBD menarik bangkai babi yang mengapung di Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan (IDN Times/Prayugo Utomo)

Angka kematian babi juga meningkat pesat. Tiga hari yang lalu, laporan babi yang mati hanya 25 ribu ekor. Namun bertambah menjadi 27 ribu pada dua hari berikutnya.

Dikatakan Agustia, penyebaran dan kematian akibat virus Hog Cholera memang begitu cepat. Sementara untuk wilayah yang terjangkit, lanjutnya, masih berada pada 16 kabupaten kota yang ada di Sumatera Utara.

"Data ini merupakan data yang terlapor, artinya ada warga yang melaporkan. Kami yakin ada juga warga yang tidak melapor dan melakukan penguburan bangkai secara swadaya," ujarnya.

Hog Cholera merebak sejak September 2019. Saat ini virus tersebar di 16 kabupaten kota di Sumut. Mulai dari Kabupaten Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, dan Serdang Bedagai. Kemudian Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir, Simalungun, Pakpak Bharat, Langkat, Tebing Tinggi, dan Pematang Siantar.

Menurut Agustia, dari jumlah populasi ternak babi yakni 1.229.747 ekor di Sumut, kematian babi telah mencapai 2,8 persen. Sedangkan berdasarkan referensi, kematian akibat wabah Hog Cholera dan virus ASF dapat mencapai hingga 90 persen.

3. Sempat mewabah di era 90-an

Gawat! Sudah 27 Ribu Ekor Babi Mati di Sumut Karena Virus Hog CholeraCamat Medan Marelan M Yunus mengevakuasi bangkai babi ke daratan dengan alat seadanya (IDN Times/Prayugo Utomo)

Ternyata ini bukan kali pertama Hog Cholera mewabah di Sumut. Kasus serupa juga pernah terjadi di Provinsi Sumatera Utara pada 1993, 1994, 1995. Saat itu, tidak satupun ternak babi yang hidup, sehingga dalam prosesi adat, masyarakat harus menggunakan babi hutan.

"Wabah ini akan terus menular ke ternak babi lainnya. Untuk itu upaya yang harus dilakukan adalah langkah pengendalian. Sebab penyebaran Hog Cholera dan virus ASF akibat kontak babi ke babi (pig to pig) atau melalui media pengantar yakni pakan atau peralatan kandang," pungkasnya.

Baca Juga: Diciduk Polisi, Pembuang Bangkai Babi Mengaku Diupah Rp500 Ribu

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya