TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Rentetan Dugaan Gas PT SMGP Makan Korban, Sudah 7 Orang Meninggal

Kehadiran PT SMGP terus berhujan protes

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meninjau PT SMGP, Kabupaten Mandailing Natal, Rabu (28/4/2022). (Diskominfo Sumut)

Mandailing Natal, IDN Times – Dugaan kebocoran gas di  kawasan operasional PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Kabupaten Mandailing Natal, Sumatra Utara sudah berulang kali terjadi. Ratusan warga sudah menjadi korban.

Kejadian teranyar, pada 16 September 2022, sebanyak 8 orang warga Desa Sibanggorjulu, Kecamatan Puncaksorikmarapi, diduga keracunan gas. Mereka harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan.

Para pegiat sudah banyak yang mengkritisi PT SMGP. Bahkan, para pegiat lingkungan mendesak pemerintah mencabut izin PT SMGP karena sudah membuat kesengsaraan bagi masyarakat.

“Kalau saya bilang, PT SMGP ini yang sudah ‘meracuni’ masyarakat. Sehingga, sebaiknya harus ditutup. Jadi tidak ada lagi potensi akan terjadinya korban berulang di masa mendatang. Tidak hanya ditutup, diselidiki juga terkait izin-izinnya. Apalagi lokasinya sangat dekat dengan pemukiman. Kenapa izinnya tetap diberikan? Bagaimana analisis mengenai dampak lingkungannya? Jangan-jangan ada korupsi saat penerbitan izinnya,” ujar Direktur Green Justice Indonesia (GJI) Dana Prima Tarigan, saat memberikan komentar pada kejadian dugaan kebocoran gas pada Maret 2022 lalu.

IDN Times merangkum sejumlah kejadian dugaan operasional PT SMGP memakan korban masyarakat. Simak selengkapnya.

Baca Juga: Terulang Lagi, 8 Warga Keracunan Gas Diduga Dari PT SMGP Madina

1. September 2018, dua santri meninggal di kolam PT SMGP

Warga yang menjadi korban kebocoran gas di Madina diboyong ke rumah sakit, Minggu (6/3/2022) petang. (Istimewa)

Korban yang diakibatkan oleh operasional PT SMGP tidak hanya karena dugaan kebocoran gas. Pada September 2018 lalu, dua orang santri meninggal dunia di kawasan operasional PT SMGP.

Dua santri dari Pondok Pesantren Mustafawiyah Purba Baru itu, meninggal setelah jatuh ke dalam kolam penampungan air PT SMGP. Keduanya adalah Irsanul Mahya (14)  dan Muhammad Musawi (15), warga Deas Sibanggor Jae.

Penelusuran WALHI Sumut menyebut, Sumur itu tidak memiliki pembatas dan papan peringatan. Sehingga masyarakat bisa bebas mengaksesnya.

2. Januari 2021, 5 orang meninggal dunia dan puluhan keracunan gas

Konferensi Pers WALHI Sumut mendesak PT SMGP ditutup karan diduga melakukan kejahatan lingkungan dan menyebabkan korban jiwa. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Peristiwa terparah terjadi pada 25 Januari 2021. Dugaan kebocoran gas terjadi pada pipa milik PT SMGP. Lima orang meninggal dunia, puluhan lainnya menjalani perawatan di rumah sakit. Saat kejadian, lebih dari 200 wrga mengungsi karena khawatir kebocoran gas terjadi kembali.

Berdasarkan dari data kepolisian, korban yang meninggal di RSUD Panyabungan, yakni Suratmi (46), Kaila Zahra (5), Yusniar (3), Dahni, Sementara yang meninggal dunia di Puskesmas atas nama Syahrani (14).

WALHI Sumut pernah mengumpulkan sejumlah fakta terkait SMGP. Direktur WALHI Sumut Doni Latuperisa, saat itu  mengatakan, izin PT SMGP sempat dibeukan pada 9 Desember 2014 lalu.

“Tahap eksplorasi sudah tahap merusak lingkungan dan menimbulkan bencana alam,” ujar Doni dalam keterangan resminya, Kamis (28/1/2021).

Sayangnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kembali memberikan izin baru pada April 2015. Doni juga mengatakan, WALHI juga menemukan fakta bahwa pada November 2014, ada unjuk rasa besar-besaran menolak keberadaan SMGP. Dalam unjuk rasa itu satu orang tewas, belasan lainnya dibawa ke kantor polisi.

3. Maret 2022, 58 orang dilarikan ke rumah sakit karena keracunan gas

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meninjau PT SMGP, Kabupaten Mandailing Natal, Rabu (28/4/2022). (Diskominfo Sumut)

Kemudian, pada 6 Maret 2022, kembali terjadi kebocoran sumur gas di Desa Sibanggor Julu. Sebanyak 58 orang dilarikan ke rumah sakit karena diduga keracunan.

Namun saat itu, PT SMGP membantah jika terjadi kebocoran gas. Hasil penyelidikan dari pihak terkait, juga tak kunjung diketahui publik.

Bantahan itu disampaikan  PT SMGP lewat keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Senin (7/8/2022). “Menyusul laporan dugaan kebocoran gas H2S di Proyek Sorik Marapi, PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) memastikan bahwa tidak terjadi kebocoran gas H2S,” tulis manajemen PT SMGP dalam keterangannya.

Bantahan ini justru menimbulkan pertanyaan besar di publik. Lantas apa yang membuat puluhan warga jatuh pingsan, mual, sesak nafas hingga muntah-muntah pada saat itu?. Totalnya, ada sekitar 58 warga yang dilarikan ke rumah sakit, termasuk masih berusia anak.

Dalam keterangan tertulisnya itu, PT SMGP terkesan menyalahkan masyarakat yang berunjuk rasa dan menuding soal kebocoran gas H2S karena pengujian sumur.

Baca Juga: Gas Bocor Lagi, Pemerintah Didesak Tutup Permanen Operasional PT SMGP

Berita Terkini Lainnya