Penjelasan Kapolres Samosir Soal Ancam Bripka AS Sebelum Meninggal
AKBP Yogie membantah tudingan pihak keluarga
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times- Kematian Brigadir Kepala Arfan Sa, anggota Satlantas Polres Samosir yang tewas karena racun sianida dianggap keluarga masih jadi misteri. Dugaan bunuh diri tidak bisa mereka percaya dengan beberapa hal yang janggal soal penemuan jenazah polisi yang tersandung kasus penggelapan pajak kendaraan bermotor di Samosir itu.
Yang mengejutkan adalah pengakuan soal dugaan ancaman dari Kapolres Samosir AKBP Yogie Suhardiman kepada Bripka AS sebelum dia ditemukan meninggal. Dugaan ancaman itu disampaikan Jeni Simorangkir, istri Bripka Arfan Saragih saat menggelar konferensi pers di Kota Medan, Selasa (21/3/2023).
"Di tanggal 3 Februari dapat WA dijadikan tersangka, almarhum bilang kepada saya ternyata benar yang dibilang Kapolres akan dibuat anak istrimu menderita. Sebelummya almarhum dikatakan punya masalah, kurang tahu masalah apa, tapi dia mengatakan pajak. Dia mengatakan Kapolres meminta uang untuk membayar. Kami menjual rumah, setelah uangnya dapat sudah dibayarkan. Tapi masih dijadikan tersangka," bebernya.
"Dia (Kapolres) bilang, saya gak takut siapa deking (backup mu) mau bintang 1 atau 2," tambahnya.
Baca Juga: Keluarga Minta Kapolri Turun Tangan Usut Kematian Bripka AS di Samosir
1. Bripka AS sempat bilang ingin membongkar kasus penggelapan pajak
Sementara itu Kuasa hukum keluarga Arfan, Fridolin Siahaan mengatakan dugaan kuat almarhum tidak bunuh diri dengan sianida. Hal ini dikaitkan dengan adanya upaya membongkar kasus penggelapan pajak yang menjeratnya.
"Sebelum tewas dia bilang ke keluarga ingin membongkar penggelapan pajak itu. Dan almarhum sempat cerita ke istri soal intimidasi tersebut," beber Fridolin.
AS telah berupaya untuk membayarkan uang kerugian dari penggelapan pajak itu. Dari jumlah kerugian Rp1,3 miliar yang disebutkan pihak Polres Samosir harus ditanggung Bripka AS (versi keluarga lebih sedikit), sebanyak Rp700 juta sudah dibayarkan. Sehingga hal yang aneh jika dia kemudian memutuskan bunuh diri.
Baca Juga: Tangis Istri Bripka AS: Anak-anak Belum Percaya Papinya Meninggal