TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pembangunan PLTA Batang Toru Terhambat Gara-gara Virus Corona

Sebagian pekerjanya berasal dari Tiongkok

Proyek PLTA Batangtoru berkapasitas 510 MW (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Virus Corona atau Coronavirus Deasease (COVID-19) berpengaruh pada banyak hal. Termasuk pembangunan infrastruktur.

Di Indonesia, pengaruhnya begitu terasa dalam pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batantoru, Sumatera Utara. Lantaran pengerjaan proyek itu digawangi oleh pekerja dari Tiongkok.

Untuk diketahui, PLTA Batangtoru dikerjakan oleh PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE). PLTA ini sempat mendapat ditentang berbagai pihak karena dianggap menimbulkan deforestasi dan hilangnya habitat Orangutan Tapanuli (Pongo Tapanuliensis) yang diambang kepunahan. Jika rampung listrik yang dihasilkan dari PLTA Batangtoru bisa mencapai 510 MW.

Baca Juga: [UPDATE] Sudah Lebih dari 2 Ribu Orang Tewas karena Virus Corona

1. Proses pembangunan terhenti, karena pekerja Tiongkok pegang peranan penting

Sejumlah warga terlihat berjalan di areal proyek PLTA Batangtoru berkapasitas 510 MW (IDN Times/Prayugo Utomo)

Penasihat Senior untuk Komisaris Utama PT NSHE  Emmy Hafild menjelaskan, saat ini PLTA Batangtoru dikerjakan oleh lebih dari 1.200 orang. Di antara jumlah itu, ada sekitar 124 Warga Negara Tiongkok.

Corona membuat pekerja Tiongkok tidak bisa pulang hingga hari ini. Sehingga proyek pembangunan belum dilanjutkan. Karena para WN Tiongkok menjabat sebagai team leader dari sejumlah divisi penting.

“Mereka membangun tunnel (terowongan) di pembangkit itu sampai sekarang mereka masih di Tiongkok,” ungkap Emmy, Selasa (18/2).

2. Para pekerja kembali ke Tiongkok untuk liburan Tahun Baru Imlek

Ilustrasi medik di ruang isolasi di RS Wuhan, Foto diambil tanggal 16 Februari 2020. ANTARA FOTO/China Daily via REUTERS

Sebelumnya, para pekerja asal Tiongkok sudah berada di PLTA Batangtoru. Emmy menjelaskan, para pekerja PLTA kembali ke Tiongkok sebelum Tahun Baru Imlek lalu.

Namun saat mereka ingin kembali, pemerintah Tiongkok melarangnya. Itu dilakukan untuk menekan potensi persebaran wabah.

Baca Juga: Kurangi Emisi Karbon, PLTA Batang Toru Wujud Investasi Hijau Indonesia

Berita Terkini Lainnya