TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Minta Evaluasi Pemilu Serentak, Ini Catatan Golkar Sumut

Pemilu 2019 sudah banyak makan korban

IDN Times/Prayugo Utomo

Medan, IDN Times - Pemilihan Umum Serentak (Pemilu) 2019 menjadi catatan penting demokrasi di Indonesia. Selain banyak memakan korban, Pemilu 2019 juga memberikan kesulitan tersendiri bagi Partai Politik.

Salah satu parpol yang memberikan catatan penting Pemilu 2019 adalah DPD Partai Golkar Sumut. Menurut Golkar sistem Pemilu serentak ini harus dirubah demi demokrasi yang lebih baik lagi.

Baca Juga: Kisruh Pemilu 2019, Pengamat: Kita Sudah Kehilangan Para Negarawan

1. Ketua DPD Partai Golkar Sumut : Ini pemilu paling sumit sedunia

IDN Times/Prayugo Utomo

Ketua DPD Partai Golkar Sumut Ahmad Doli Kurnia mengatakan sistem kepemiluan yang sekarang digunakan di Indonesia membuat kerumitan tersendiri. Khususnya bagi partai politik yang menjadi pesertanya.

“Pemilu kita ini paling rumit sedunia. Karena, saya dari berbagai referensi, di Seluruh dunia, baru di Indonesia yang pemilih datang dengan 5 kertas suara. Di tengah pendidikan politik yang belum maksimal dan tingkat pendidikan rakyat yang belum merata,” kata Doli, Senin (27/5).

2. Sistem Pemilu serentak membuat kebingungan di tengah masyarakat

IDN Times/Prayugo Utomo

Sistem Pemilu serentak juga memberikan kebingungan di tengah masyarakat. Kesadaran masyarakat  yang datang untuk memilih dengan alasan yang tepat sangat sulit tercapai.

“Tingkat orang datang, memang besar .Tapi yang mereka pilih adalah Pilpres dan DPRD kabupaten/kota. Sedangkan kertas suara DPR  RI dan DPRD Provinsi banyak yang kosong. Penyebabnya adalah mungkin orang jenuh atau gak mengerti,” ujarnya.

Masyarakat bingung karena harus dihadapkan dengan parpol yang cukup banyak dengan caleg yang jumlahnya juga banyak. “Sebaiknya Pilpres dan Pileg ini jangan digabung lagi,” tukasnya.

3. Parpol dan Capres dibikin repot dengan pemilu serentak

IDN Times/Prayugo Utomo

Doli juga mengakui, Pemilu serentak memberikan kerepotan sendiri bagi Parpol. Performa Parpol menjadu tidak sempurna. Satu sisi harus mendukung Capres dan satu sisi lagi harus menggaet suara Parpol. Pemilu sekarang, kata Doli, juga tidak tahu apa basis teori yang menjadi landasannya.

“Ini membuat suasana kompetisinya tidak sehat. Jadi siCaleg ini gak tau harus bertarung dengan siaapa. Bertarung dengan lawan politik, bertarung dengan kawannya juga,” ungkapnya.

4. Pendidikan politik rakyat harus jadi perhatian serius

IDN Times/Prayugo Utomo

Kata Doli, yang harus menjadi sorotan penting adalah pendidikan politik di tengah masyarakat. Supaya masyarakat juga mengetahui untuk apa dia memilih dan alasan apa di memilih.

“Saya kira, pendidikan politik menjadi perhatian serius, lalu money politic yang terjadi secara masif. Bahkan ditunjukkan tidak dengan rasa malu. Saya kira ini juga menjadi catatan penting. Jadi ini membuat masyarakat memilih  belum tentu yang baik buat mereka. Menjadi wakil yang menyalurkan aspirasi mereka,” pungkasnya.

Baca Juga: PKS Layangkan Gugatan ke MK Soal Dugaan Kecurangan Pemilu

Berita Terkini Lainnya