Kesekian Kalinya, PT SMGP Didesak Tutup karena Diduga Makan Korban
WALHI Sumut Sebut PT SMGP lakukan kejahatan lingkungan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Kasus dugaan keracunan gas di PT Sorik Marapi Geothermal Power (SMGP) di Kabupaten Mandailingnatal, menjadi perhatian publik. Kasus demi kasus terus mendapat kecaman. Namun operasi di perusahaan pembangkit listrik tenaga panas bumi itu masih terus berlanjut. Tidak
IDN Times bahkan mencatat, sejak beroperasi SMGP sudah memakan tujuh nyawa masyarakat. Sementara, ratusan lainnya harus dilarikan ke rumah sakit karena dugaan gas beracun. Tidak ada yang pernah ditetapkan menjadi tersangka atas korban yang terus berjatuhan. Bahkan, pada sejumlah kejadian, PT SMGP membantah jika korban yang berjatuhan bukan disebabkan keracunan gas.
Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Sumatra Utara kembali angkat bicara. Kejadian pada Senin (27/9/2022) yang membuat 79 warga dilarikan ke rumah sakit, kembali membuat WALHI Sumut berkomentar keras.
“Walhi Sumatera Utara menilai kecelakaan operasional yang dilakukan oleh PT SMGP merupakan bentuk kelalaian yang dilakukan secara berulang dan ini merupakan wujud impunitas hukum yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia terhadap perusahaan pelaku kejahatan lingkungan hidup dan manusia,” ujar Manager kajian dan Advokasi Walhi Sumut Putra Saptian dalam keterangan persnya, Senin (3/10/2022).
Baca Juga: 79 Warga Keracunan, Polisi Akui Ada Aktivitas Uji Sumur PT SMGP
1. PT SMGP permainkan kesehatan masyarakat
Rentetan kejadian di PT SMGP, menurut WALHI adalah bentuk betapa lalainya perusahaan dalam melakukan operasional. Kejadian berulang ini, dianggap sudah merugikan masyarakat.
“Ironisnya, meski terus menelan korban pemerintah tidak kunjung memberikan sanksi tegas kepada perusahaan, hanya memberhentikan aktivitas sementara pasca kejadian pada 25 Januari 2021 lalu dan masih saja bermain-main atas kesehatan dan keselamatan rakyat,” tegas Putra.
Baca Juga: Sebanyak 1.316 Rumah dan 72 Rumah Ibadah Rusak Akibat Gempa Taput