TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jokowi Bakal Cabut Izin Perusahaan Perusak Danau Toba? Ini Jawabannya

Lingkungan bagian penting pengembangan Danau Toba

IDN Times/Prayugo Utomo

Humbang Hasundutan, IDN Times – Isu lingkungan Danau Toba santer terdengar akhir-akhir ini. Bahkan isu soal kerusakan Danau Toba memicu unjuk rasa mahasiswa, Jumat (26/7) lalu.

Mahasiswa menganggap, air Danau Toba sudah tercemar. Mereka menuduh perusahaan-perusahaan swasta yang ada di sana menjadi penyebabnya. Mahasiswa menuntut pemerintah  mencabut izin perusahaan. Terlebih soal Keramba Jaring Apung (KJA) yang juga menyumbang soal kerusakan di Danau Toba.

Aksi unjuk rasa sampai diwarnai anarkisme. Gerbang kantor Gubernur Sumut rusak digoyang massa yang berasal dari Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) itu.

Lantas bagaimana pemerintah menanggapi soal kerusakan lingkungan di Danau Toba. Menyusul Rapat Terbatas yang digelar beberapa waktu lalu juga menyoal lingkungan Danau Toba.

Presiden Joko Widodo langsung angkat bicara. Karena lingkungan bagian penting dari perkembangan pariwisata Danau Toba yang menjadi destinasi super prioritas yang dicanangkan pemerintahannya.

Baca Juga: Bangun Danau Toba Tak Cukup dari APBN Saja, Ini Kata Jokowi

1. Jokowi sebut bakal total urusi lingkungan Danau Toba

IDN Times/Prayugo Utomo

Jokowi turun langsung ke kawasan Danau Toba. Dia dijadwalkan melakukan kunjungan kerja dalam beberapa hari ke depan. Saat meninjau Geosite Sipinsur, Desa Pearung, Kecamatan Paranginan, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Senin (29/7) dia mengomentari pertanyaan soal kerusakan lingkungan Danau Toba.

“Ya nanti memang perbaikan itu yang saya sampaikan. Produk bukan hanya urusan mengenai tempat wisatanya. Tapi lingkungannya juga harus kita urus total ini,” ujar Jokowi didampingi sejumlah menterinya dan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi.

2. Pertimbangkan soal kerusakan lingkungan dan kepentingan rakyat

IDN Times/Prayugo Utomo

Jokowi belum memastikan apakah dia akan mencabut seluruh izin perusahaan yang beroperasi dan diduga merusak Danau Toba. Karena dia mempertimbangkan soal kepentingan rakyat.

“Saya sampaikan bisa sebagian, bisa semua. Ya dilihat dulu yang sebelah mana dibutuhkan untuk wisata dan rakyat. Kita mendapatkan 28 destinasi ini perlu waktu tidak langsung. Kita bekerja dengan sebuah rancangan rencana besarnya seperti apa. Sehingga dalam pelaksanaan itu benar-benar detail dan baik,” ujarnya.

Baca Juga: Diskusi di Pinggir Jurang, Ini Rencana Jokowi untuk Danau Toba

Berita Terkini Lainnya