TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Jelang Natal 2022, 2 Ribu Babi di Sumut Mati Mendadak

Kerugian mencapai Rp8 miliar

(Ilustrasi) (Tim medis dari Dinas Pertanian Kota Denpasar menyemprotkan disinfektan ke kandang babi milik warga di Denpasar, Bali, Rabu (5/2/2020)) ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Medan, IDN Times – Para peternak babi di Sumatra Utara merugi. Tidak kurang dari 2.000 ekor babi dilaporkan mati mendadak.

Kematian babi ini terjadi jelang perayaan Natal 2022 dan Tahun Baru 2023. Padahal biasanya, momentum ini menjadi berkah bagi para peternak.

Baca Juga: 5 Fakta Tentang Omo Sebua, Rumah Adat Nias dengan Ornamen Tulang Babi

1. Penyebab kematian diduga karena flu babi

Camat Medan Marelan M Yunus mengevakuasi bangkai babi ke daratan dengan alat seadanya (IDN Times/Prayugo Utomo)

Ketua Peternak Babi Indonesia (PBI), Heri Ginting mengatakan, kematian babi terjadi di Kota Medan dan Kabupaten Deli Serdang. Penyebabnya diduga karena flu babi.

"Flu babi ini, sudah pasti berpengaruh. Sekarang aja produksi, ternak berkurang hampir 50 persen, dan ini akan berpengaruh pada natal dan tahun baru nanti pasokan dagingnya," jelas Heri.

2. Harga daging babi anjlok

"varkensvlees" kosakata dalam bahasa Belanda yang artinya 'daging babi' (unsplash.com/seriouseats.com)

Kondisi flu babi membuat harga daging di pasaran anjlok. Daging babi terjun bebas di angka Rp35 ribu per kilogram. Sebelumnya, pada harga normal harga babi mencapai Rp65 ribu per kilogram

"Selain itu, dari 2 ribu ekor babi mati itu. Peternakan ditaksir merugi mencapai Rp 8 miliar," tutur Heri.

Baca Juga: Sedih! UMP Sumut Terendah Dibanding Provinsi Tetangga

Berita Terkini Lainnya