HUT ke-76 BNI, Massa di Medan Desak Stop Danai Industri Batu Bara
Penggunaan batu bara sebabkan kerugian masyarakat
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Ulang tahun ke – 76 Bank Negara Indonesia (BNI) diwarnai unjuk rasa para pegiat lingkungan. Di Kota Medan, Kantor cabang BNI di Jalan Pemuda didatangi pendemo. Aksi damai itu dilakukan untuk memrotes BNI yang diduga masih mendanai industri batu bara yang terus mencemari lingkungan.
Massa yang berjumlah sekitar 20-an orang itu menggelar mimbar bebas. Mereka juga membawa poster yang berisi protes. Setelah berorasi di depan kantor BNI, mereka berjalan menuju titik nol Kota Medan dan melanjutkan aksi damai di sana.
Massa mempertanyakan komitmen BNI dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Karena pada Mei 2018, bersama bank nasional lainnya, BNI mengumumkan terbentuknya Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia (IKBI) dan berkomiten untuk menerapkan Sustainable Finance. BNI merupakan salah satu anggota “First Movers on Sustainable Banking” dan merupakan satu-satunya bank di Indonesia yang menjadi anggota UN Environment Programme Finance Initiative.
BNI juga mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mengurangi emisi GRK hingga 29 persen dengan upaya sendiri, atau hingga 41 persen dengan dukungan negara donor pada tahun 2030.
“Namun ternyata PT Bank Negara Indonesia (Persero) atau BNI dinilai belum serius untuk menggarap pembiayaan berkelanjutan karena masih membiayai sektor yang berkaitan dengan batu bara,” ujar Mimi Surbakti, Direktur Srikandi Lestari dalam keterangan resmi yang diterima IDN Times, Selasa malam.
Baca Juga: Rayakan HUT Ke-76, BNI Terus Perkuat Bisnis Global
1. Diduga masih biayai industri Batubara, BNI kangkangi komitmen jaga kelestarian lingkungan
Mimi menjelaskan, kabar terbaru yang mereka dapat, BNI mendanai perusahaan tambang batu baradi Sumatera Selatan.
Berdasarkan studi dari lembaga Urgewald dan Institute for Energy Economics and Financial Analysis (IEEFA), BNI tercatat saat ini masih memberi pinjaman ke perusahaan batu bara yang terdaftar pada Global Coal Exit List (GCEL) 2020. BNI diduga mendanai proyek tidak ramah lingkungan hingga US$1,83 miliar, setara Rp27 triliun selama periode Oktober 2018 hingga Oktober 2020.
Dalam laporan Lembaga Urgewald yang berbasis di Jerman, BNI terbukti sebagai salah satu dari enam bank di Indonesia yang masih memberikan pinjaman ke perusahaan batu bara. Mimi juga mencatat, BNI memberi kredit sindikasi pada Adaro yang merupakan produsen Batubara.
“BNI kerjasama dengan 166 kampus di Indonesia. Supaya mahasiswanya menjadi nasabah untuk menyetor biaya pendidikan melalui BNI. Artinya, secara tidak langsung kita juga ikut menyumbang kerusakan alam. Padahal menurut laporan keberlanjutan BNI tahun 2020, mereka sudah berkomitmen mengurangi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) penyebab krisis iklim,” ungkapnya.
Baca Juga: Rayakan HUT Ke-76, BNI Terus Perkuat Bisnis Global