TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gajah Dargo Mati di BNWS, BBKSDA Sumut Irit Komentar

Kematian diketahui publik dari media sosial

Gajah Dargo semasa hidup. (Dok BNWS)

Medan, IDN Times – Kabar duka menyelimuti dunia konservasi gajah. Seekor gajah jantan bernama Dargo dikabarkan mati.

Dargo adalah penghuni Barumun Nagari Wildlive Sanctuary (BNWS) di Kabupaten Padanglawas Utara, Sumatra Utara. Dargo mati dalam usia 50 tahun.

Baca Juga: Terancam Punah, Vesswic Dorong Konservasi Gajah Translokasi Ex Situ

1. Kematian Dargo pertama kali diketahui publik dari media sosial

Ilustrasi gajah (Prayugo Utomo/IDN Times)

Kabar kematian Dargo pertama kali diketahui publik justru dari media sosial. Kabar duka itu diunggah dalam akun Facebook Ercie Kandou, Selasa (27/9/2022). Dia mengunggah foto bersama Dargo disertai keterangan “Selamanya dihati.. Anak sayang.. Anak ganteng..Anak baik..Abang gembulku, Dargo #Dargostories,”

Unggahan itu dihujani komentar ucapan duka. “Selamat jalan Dargo.... be happy di sana ya...Deepest condolences Ercie...,” tulis akun Annie Widjaja dalam kolom komentar.

IDN Times mencoba mengonfirmasi Ercie melalaui kanal messenger. Namun dia tidak memberikan tanggapan.

2. BBKSDA irit komentar

Potret anak gajah yang lahir di Tangkahan pada Rabu (17/11/2021) sekitar pukul 03.00 WIB. Ini adalah kelahiran ketujuh Gajah Sumatra di sana. (Dok: BBTNGL)

Sejak kemarin, IDN Times mencoba mengonfirmasi kabar kematian gajah Dargo kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut. Kasubbag Data, Evlap dan Kehumasan BBKSDA Sumut Andoko Hidayat yang dikonfirmasi tidak memberikan jawaban.

Jawaban BBKSDA Sumut baru disampaikan Andoko setelah para awak media menanyai kabar kematian gajah itu di dalam grup percakapan Humas BBKSDA Sumut. Komentarnya juga begitu irit.

“Bapak ibu, Benar. Gajah jantan Dargo mati pada hari minggu 25 September 2022. Umur gajah dargo adalah 50 tahun. Sekarang juga sudah dilakukan nekropsi. Terimakasih,” tulis Andoko, Rabu (28/9/2022).

IDN Times mencoba bertanya lebih lanjut soal kronologi, dugaan penyebab kematian hingga hal lain. Namun BBSKDA tidak memberikan jawaban.

Baca Juga: Sejarah Ekowisata Tangkahan, Ada Gajah Jinak untuk Patroli

Berita Terkini Lainnya