TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Festival Danau Toba 2019, Edy Rahmayadi: Kita Undang Seluruh Dunia

Bahas soal infrastruktur untuk genjot kunjungan

Edy Rahmayadi ingin Festival Danau Toba dievaluasi agar lebih baik (IDN Times/Prayugo Utomo)

Simalungun, IDN Times - Meski berlangsung cukup sukses, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi ingin Festival Danau Toba terus ditingkatkan kualitasnya. Karena, mantan Pangkostrad itu ingin angka kunjungan ke danau terbesar di Asia Tenggara itu terus meningkat. Sesuai target sejuta wisatawan yang digalakkan pemerintahan Joko Widodo.

Edy merasa bangga, Danau Toba masuk menjadi destinasi sperprioritas yang terus dikebut pengembangannya. Baik dari sisi event hingga infrastrukturnya.

1. Festival Danau Toba harus dievaluasi

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menari bersama pengunjung FDT 2019 di Simalungun (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dalam sambutannya, Edy menyinggung soal pelaksanaan Festival Danau Toba (FDT) 2019. Meski antusias pengunjung cukup tinggi, Edy ingin FDT dievaluasi. Edy menyoroti soal sosialisasi dan publikasi FDT 2019.

“Berbanggalah kita menjadi rakyat Sumatera Utara. karena adanya di Sumatera Utara. Untuk itu jangan lagi hal-hal yang lain. Saya mau nanti ini dievaluasi Festival Danau Toba. Saya minta lakukan ini dan menjadikan bener-bener festival. Kita undang seluruh dunia datang ke Festival Danau Toba,” ungkapnya

Festival Danau Toba memang cukup meriah digelar. Dalam FDT ke tujuh kali  ini, penyelenggara menampilkan berbagai kegiatan untuk mendongkrak angka kunjungan. Sebut saja pemecahan rekor MURI pemakaian Bulang Sulappei terbanyak, lomba Solu Bolon atau perahu tradisional hingga sport tourism yang menyedot peserta dari puluhan negara.

Baca Juga: Festival Danau Toba 2019 akan Pecahkan Rekor Bulang Sulappei Terbanyak

2. Minta masyarakat sama-sama menjaga Danau Toba

Gubernur Sumut Edy Rahmayadi menari bersama pengunjung FDT 2019 di Simalungun (IDN Times/Prayugo Utomo)

Edy pun bercerita sejarah letusan Danau Toba yang sangat besar. Bahkan dia bercerita soal empat professor asal Australia, London, Jepang dan Amerika yang meneliti soal dampak letusan yang sampai di Kutub Utara.

“Dicari-cari ranah ini bertahun-tahun tidak dapat. Orang memperkirakan gunung meletus gunung yang tertinggi di Jepang. Dia  datang ke Jepang sana. Tanahnya tidak sama. berkeliling berkeliling selama kurang lebih 16 tahun ditemukan itu tanah itu adalah di Samosir. Inilah sejarah dunia,” ungkapnya.

Dengan sejarah besar itu, dia ingin masyarakat juga turut andil untuk membangun Danau Toba. Paling tidak menjaga lingkungannya agar tetap baik dan jadi daya tarik wisatawan mancanegara hadir.

“Jadi jangan dirusak danau kita. Jadi nanti kalau ada bangunan-bangunan yang menutup danau, pinggirkan. Karena orang akan datang kemari melihat danau,” tukasnya.

3. Danau Toba tidak boleh kalah dengan Bali

Tarian Sipitu Cawan khas Batak Toba menjadi daya tarik tersendiri selain pemecahan rekor MURI pemakaian Bulang Sulappei terbanyak dalam Festival Danau Toba 2019 Simalungun (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dia bersyukur Presiden Joko ‘Jokowi’ Widodo menjadikan Danau Toba menjadi destinasi superprioritas.  Dia meminta para bupati di kawasan Danau Toba juga berkontribusi meningkatkan angak kunjungan.

“Kalau kita tak bisa menjaga ini percuma nanti terus ada Gondang Sembilan. Ada tor tor yang begitu bagus. Tak kalah dengan Bali,” tukasnya.

 “Saya berharap evaluasi yang benar, yang namanya festival itu penuh tempat ini. Pilih tempat yang terbaik. Dan kita lakukan festival Danau Toba yang benar. Jangan pernah membuat malu. Mengecilkan nama Danau Toba,” imbuhnya.

4. Kembali sentil soal Keramba Jaring Apung

Keramba Jaring Apung (KJA) dianggap berkontribusi pada pencemaran lingkungan Danau Toba (IDN Times/Prayugo Utomo)

Dalam kesempatan itu, Edy disinggung soal kondisi lingkungan Danau Toba. Dia ingin lingkungan Danau Toba dijaga dengan baik.

Edy juga menyinggung soal Keramba Jaring Apung (KJA) yang terus menuai polemik dan dianggap mencemari air Danau Toba. Pihaknya terus berupaya mencarikan solusi untuk menertibkan KJA.

“Salah satunya itu dia (KJA). Harus bersih. Danau ini lahir dulu tanpa ada keramba-keramba.  Kita harapkan ke depan bersih,” pungkasnya.

Baca Juga: Festival Danau Toba, Pemakaian Bulang Sulappei Pecahkan Rekor MURI

Berita Terkini Lainnya