TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Fatia dan Haris Dijemput Polisi, KontraS Sumut: Penguasa Otoriter!

KontraS sebut pembungkaman demokrasi terus dilanggengkan

Direktur Eksekutif Lokataru, Haris Azhar ketika berbicara di program siniar dengan Fatia Maulidiyanti (Tangkapan layar YouTube Haris Azhar)

Medan, IDN Times - Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatra Utara mengkritik soal upaya penjemputan paksa Koordinator KontraS Fatia Maulidiyanti dan Direktur Lokataru Haris  Azhar, Selasa (18/1/2022) pagi. Keduanya dikabarkan sempat akan dibawa ke Polda Metro Jaya.

Koordinator KontraS Sumut Amin Multazam mengatakan, apa yang dilakukan oleh kepolisian adalah cermin dari upaya pembungkaman demokrasi melalui kriminalisasi.

“Penjemputan paksa ini terlalu berlebihan. Cara-cara seperti ini tidak boleh dilanggengkan,” kata Amin, Selasa petang.

Haris dan Fatia dijemput polisi untuk diperiksa dalam kasus dugaan pencemaran nama baik dan berita bohong dengan pelapor Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Baca Juga: Haris Azhar dan Fatia Diperiksa 6 Jam, Ditanya soal Keterlibatan Luhut

1. Pejabat publik anti kritik, bukti penguasa otoriter

Koordinator KontraS Sumut Amin Multazam Lubis. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Amin menilai, penjemputan oleh polisi terhadap Fatia dan Haris semakin menunjukkan bahwa pejabat di Indonesia anti kritik.

“Ini juga menjadi bukti jika penguasa di republik ini memang otoriter,” ungkap Amin.

2. Amin juga heran kenapa hasil kajian malah dipidanakan

Logo organisasi KontraS (www.kontras.org)

KontraS Sumut juga  heran dengan kasus yang  dituduhkan kepada Fatia dan Haris. Lantaran, yang diadukan itu pernyataan Fatia dan Haris dalam siniar (podcast) mereka tentang Luhut. Pernyataan yang disampaikan juga merupakan hasil kajian mendalam sejumlah organisasi masyarakat sipil terkait kajian di Papua.

“Masa hasil kajian pun dipidanakan. Ada-ada saja,” tukas Amin.

Pelaporan Luhut atas Fatia dan Haris, lanjut Amin akan menjadi preseden buruk pada negara yang menganut demokrasi. Ke depan, bisa saja orang takut melakukan kajian kritis karena terancam  dibui.

Baca Juga: KontraS: Haris Azhar dan Fatia Maulidiyanti Dijemput Paksa Polisi 

Berita Terkini Lainnya