TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ekonomi Anjlok Karena Corona, Pengusaha Harus Bersiasat Cegah PHK

Di Sumut sudah 1.300 buruh di-PHK

Ilustrasi aktivitas buruh di salah satu pabrik kopi di Sumatra Utara. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Pandemi Corona menyebabkan resesi ekonomi global yang dianggap paling buruk sepanjang masa. Semua negara merasakan dampaknya.

Kemiskinan menjadi ancaman paling nyata bagi daerah yang tidak mampu memanajemen penanganan dampak bencana. Kelas buruh dihadapkan dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Menyusul kondisi stabilitas ekonomi perusahaan yang goyang.

“Dampak pandemi akan berdampak pada ekonomi global, nasional hingga lokal. Suka tidak suka, mau tidak mau,” kata Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumatera Utara (Sumut) Ivan Iskandar Batubara dalam konferensi pers virtualnya, Selasa (14/4).

Baca Juga: [BREAKING] Pasien Positif Corona Jadi 4.839 Orang, Berikut Sebarannya

1. Pengusaha harus mengkaji ulang rencana bisnisnya

ilustrasi buruh di salah satu perusahaan di PPU (IDN Times/Ervan Masbanjar)

Nyaris tidak ada negara yang siap menghadapi pandemi corona. Apalagi dampaknya terhadap kehancuran perekonomian. Arus ekonomi yang multilateral di antara negara-negara mandek.

Para pengusaha pun mau tdak mau harus banting setir untuk memutar proyeksi bisnisnya. Supaya tidak collapse dan bisa bertahan di tengah pandemi.

 “Kami pengusaha nasional harus menghitung ulang, dan mengkaji ulang rencana bisnis yang sudah dibuat sedemikian baik,” ungkapnya.

2. Sumut harus optimistis bisa keluar lebih dulu dari dampak ekonomi

Pexels/Acharaporn Kamornboonyarush

Ivan yakin, dengan berbagai sumber daya yang dimiliki, Sumut harusnya bisa bangkit lebih dulu ketika masa pendemi usai.

“Sumut tidak hanya memiliki Sumber Daya Alam yang cukup dan berlebih, tapi punya pengusaha yang tangguh. Ini modal utama yang membuat kita optimis keluar dari masalah ini.  Kekuatan ekonomi Sumut sebagaimana drilis oleh BI, ditopang oleh sektor pertanian, perkebunan dan konsumsi rumah tangga yang cukup baik,” jelasnya.

Namun begitu, hal yang harus dipastikan dalam keadaan baik adalah terjaganya proses produksi. Harus ada efisiensi dan terobosan yang dilakukan untuk bangkit.

3. Pencegahan di kawasan industri bisa dengan memberikan fasilitas inap kepada karyawan

Ruang isolasi RSUD Kabupaten Tangerang (ANTARA FOTO/Fauzan)

Kadin juga mencoba memberikan solusi terhadap perusahaan yang punya pabrik agar tetap bisa berproduksi di tengah pandemi. Palig tidak bisa bertahan dengan tidak berharap laba yang banyak.

Pabrik setidaknya harus menyiapkan fasilitas supaya para karyawannya bisa menginap di sana. Supaya mencegah penularan COVID-19 di dalam pabrik karena karyawan harus pulang ke rumah.

“Jadi disiapkan fasilitas agar mereka tidak pulang pergi dan tetap dijaga kesehatannya,” ungkapnya.

4. Pengurangan insentif bisa minimalisir potensi PHK

Ilustrasi tenaga medis (IDN Times/Candra Irawan)

Dia pun berharap supaya pengusaha tidak mengambil opsi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Data dari Disnaker Sumut hingga hari ini, ada sekitar 1.300 yang di PHK karena dampak korona. Kemudian ada 7.000 tenaga kerja informal yang dirumahkan.

“Pengusaha juga jangan sampai memilih opsi PHK, tapi lebih bagaimana kita mampu bertahan. Salah satu opsinya adalah mengurangi jumlah insentif,” ujarnya.

Semua opsi, lanjut Ivan, bisa dibicarakan dengan baik. Dia juga sudah menyampaikan ke pusat supaya pengusaha bisa mendapat keringanan. Apalagi yang proyeknya harus terhenti karena corona. Misalnya pengurangan bunga pinjaman bank hingga re-schedule pembayaran kredit terhadap pengusaha nasional.

Baca Juga: 1.300 Buruh di Sumut Kena PHK, 7 Ribu Pekerja Informal Dirumahkan 

Berita Terkini Lainnya