TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Diserang Virus Hog Cholera, 4 Ribu Ekor Babi di Sumut Mati

10 ribu vaksin disebar untuk cegah virus semakin merebak

Bangkai babi di Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, diduga sengaja dibuang oleh oknum yang tidak bertanggung jawab (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Fenomena bangkai babi yang terapung di Danau Siombak, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan menjadi perhatian serius. Bangkai babi itu diduga dibuang oleh peternak yang tidak bertanggung jawab.

Fenomena kematian babi di Sumut, memang marak terjadi dalam beberapa pekan belakangan. Penyebabnya karena virus kolera babi atau Hog Cholera.

Pemerintah Provinsi Sumut lewat Dinas Peternakan sudah melakukan sosialisasi kepada para peternak. Namun para peternak tetap saja membandel dengan membuang bngkai babi yang terjangkit virus.

Baca Juga: Banyak Bangkai Babi di Aliran Sungai Bedera Marelan, Kok Bisa?

1. Sebanyak 4.047 ekor babi di Sumut mati karena Hog Cholera

Camat Medan Marelan M Yunus mengevakuasi bangkai babi ke daratan dengan alat seadanya (IDN Times/Prayugo Utomo)

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumut M Azhar Harahap menjelaskan memastikan, fenomena kematian babi ini disebabkan virus kolera. Virus ini pun mewabah di sejumlah daerah.

Ada 11 Kabupaten yang diperkirakan terjangkit. Antara lain di Kabupaten Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Samosir dan Kota Medan. Sebanyak 4.047 ekor babi yang mati karena virus kolera sejak September 2019.

“Yang paling banyak di Dairi,” kata Azhar, Selasa (5/11).

2. Peternak masih malas tanam bangkai babi yang terjangkit virus

IDN Times/Istimewa

Bangkai babi di Danau Siombak dan Sungai Bedera menunjukkan masih kurangnya kesadaran para peternak dalam menangani babi yang terjangkit. Seharusnya, kata Azhar, babi yang mati karena terjangkit ditanam agar persebaran virus bisa dicegah.

 “Itu karena malas peternaknya menanam bangkai babinya. Sehingga membuangnya dan menimbulkan penyebaran virus lebih cepat,” kata Azhar.

Padahal pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada para peternak. Supaya bangkai babi yang mati ditanam.

Baca Juga: Camat Marelan Naik Perahu Cari Pembuang Bangkai Babi di Danau Siombak

Berita Terkini Lainnya