Curhatan Emak-emak, Ikan Gosong Gegara Median Jalan Medan Johor
Gimana nih Bang Wali Kota Bobby ?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
“Sebelum (median) ini ada, pagi aku goreng ikan bisa ku tinggal, ku antar anak ku (sekolah), pulang baru ku sambal ikanku. Kalau sekarang ditinggal, gosong ikan ku, sak rumahnya pun gosong. Karena gitu antar anak, sejam lagi baru sampai ke rumah,”
Sindiran keras itu disampaikan Micha boru Gultom, warga Kompleks Johor City (J-City) yang memrotes median jalan yang membentang tanpa putus di sepanjang Jalan Karya Wisata hingga Cadika, Kecamatan Medan Johor, Kota Medan, Sumatra Utara.
Micha ikut meneken petisi protes yang diinisiasi Forum Masyarakat Johor Menggugat (FMJM), Selasa (20/12/2022). Aksi damai ini mendapat simpati ratusan orang dalam waktu singkat.
Micha kesal, median jalan yang menutup kompleks J-City membuatnya harus menempuh waktu lama kala beraktifitas. Dia harus terjebak macet, kala pagi hari saat mengantarkan anaknya pergi ke sekolah.
Median jalan yang ada di Karya Wisata menuai polemik. Bukan menjadi solusi kemacetan, median jalan malah hanya memindahkan titik kemacetan. Bahkan, kemacetan diklaim semakin parah oleh warga.
Kebijakan Wali Kota Medan Muhammad Bobby Afif Nasution itu menuai kritik keras dari warga Medan Johor. Warga mendesak menantu Presiden Joko Widodo itu membongkar dan mengevaluasi kebijakan median jalan senilai Rp4 miliar itu.
Baca Juga: Polemik Median Jalan Medan Johor, Pedagang Protes Omzet Anjlok
1 Terpaksa lawan arah untuk menghemat waktu
Micha bercerita, median jalan begitu membuatnya kesulitan beraktifitas. Dia terpaksa memutar jauh ke pertigaan Jalan Karya Wisata-AH Nasution jika harus mengantar anaknya ke sekolah dengan mobil.
Micha pun sering kali nekat melawan arus jika ingin menghemat waktu ke luar dari Kompleks J-City.
“Saya sebagai mamak-mamak kompleks yang punya anak banyak yang harus diantarkan. Sori aku harus bolak balik lawan arah, supaya gak makan waktu,” kata Micha.
Kondisi ini memang membahayakan Micha. Namun karena ingin memangkas waktu, terpaksa juga dilakukannya.
Silva, warga Medan Johor lainnya juga menyampaikan protes serupa. Keluarganya kesulitan beraktifitas karena median jalan.
“Mau antar sekolah susah. Pak Bobby mikir lah. Jangan mikir diri sendiri. Rakyat yang memilih dia,” katanya.
Micha dan Silva kompak menjawab supaya median atau separator jalan itu dibongkar. Mereka menilai, lalu lintas di kawasan Karya Wisata lebih baik sebelum ada median jalan. Karena kemacetan masih dalam batas kewajaran.
Baca Juga: Median Jalan Karya Wisata Bikin Macet, Pengamat: Fungsi Tidak Efisien