3 Strategi ala Wapres Ma’ruf Percepat Revitalisasi Industri Pengolahan
Ma’ruf ingin kejayaan rempah Indonesia digaungkan kembali
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Simalungun, IDN Times – Wakil Presiden (Wapres) K. H. Ma’ruf Amin saat membuka acara Indonesian Spices Business Forum and Expo World (ISBFE) 2021 di Hotel Niagara Parapat, Jalan Pembangunan 1 Simalungun, Sumatera Utara, Jumat (10/12/2021). Dalam forum itu, Sang Kyai menyoal pengolahan bahan mentah yang saat ini belum dimaksimalkan.
Selama ini, Indonesia hanya melakukan ekspor hasil perkebunan ke berbagai negara. Namun, bahan mentah tersebut kembali lagi ke Indonesia setelah di olah menjadi barang jadi. Kata Ma’ruf untuk mendapat nilai tambah yang lebih besar lagi Indonesia harus segera melakukan revitalisasi industri. Hal ini juga sebagai upaya untuk lepas dari ketergantungan pada produk impor.
“Kita ingin secepatnya keluar dari jebakan negara pengekspor bahan mentah, dan lepas dari ketergantungan pada produk-produk impor dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan. Saya meyakini strategi ini bisa memberikan peningkatan nilai tambah bagi perekonomian nasional,” ujar Ma’ruf Amin dikutip dari laman resmi wapresri.go.id, Jumat malam.
Baca Juga: Uji Adrenalin Jelajahi Gunung Sibayak Melalui Jalur 54 yang Ekstrim
1. Ma’ruf Amin menyampaikan 3 strategi untuk percepatan
Dalam kesempatan itu, Ma’ruf Amin menyampaikan tiga strategi konkrt untuk merealisasikan percepatan revitalisasi industri.
“Kepada jajaran Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan, kita perlu segera upayakan langkah-langkah untuk mempercepat terwujudnya sistem perdagangan internasional yang terbuka, adil, tertib, serta bebas dari hambatan dan pembatasan yang selama ini tidak menguntungkan,” urai Wapres memberikan arahan.
Percepatan ini, kata Ma’ruf juga dilakukan dengan membangun dan melengkapi berbagai sarana dan prasarana penunjang proses produksi, distribusi, dan logistik untuk peningkatan produktivitas serta aktivitas ekspor. Serta ketiga, dengan membentuk tata kelola niaga yang baik.
“Membentuk tata kelola niaga yang saling menguntungkan antara produsen dan konsumen, termasuk meningkatkan kesejahteraan petani dan pekebun,” ungkapnya.
Baca Juga: Hari HAM 2021, Kasus Pelanggaran di Sumut Kian Menggunung