TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dalam 8 Hari, Ada 3 Kasus Bunuh Diri Terjadi di Simalungun

Motifnya diduga karena ekonomi

Ilustrasi bunuh diri (Dok.IDN Times/Istimewa)

Simalungun, IDN Times - Terhitung sejak tanggal 8 sampai 16 Maret 2020, Polres Simalungun menangani tiga kasus bunuh diri di Kabuapten Simalungun, Sumatera Utara. 

Kasus ini pun bukan hanya di kalangan anak muda, tetapi juga dilakukan yang sudah lanjut usia. Sementara dari informasi yang didapatkan polisi, bunuh diri dilakukan karena faktor masalah ekonomi dan sakit penyakit yang berujung depresi.

Baca Juga: [BREAKING] Pemkab Simalungun Berencana Liburkan PNS Karena Corona

1. Bunuh diri dengan cara gantung diri

Ilustrasi Bunuh Diri (IDN Times/Arief Rahmat)

Bunuh diri pertama terjadi di Huta I, Nagori Bosar Galugur, Kecamatan Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Minggu (15/3) sekitar pukul 21.00 Wib. Viktor Siahaan bunuh diri menggunakan seutas tali linon. Saksi Berliana Panggabean (62) dan Puluansam Ompusunggu (31), awalnya curiga karena pria berusia 77 tahun tersebut tidak mereka lihat. Kemudian mencoba mencari hingga ke rumah Viktor Siahaan.

Ruangan di rumah Viktor terlihat gelap karena lampu listrik tidak hidup. Mereka pun menghidupkan senter. Ditengah cahaya kurang terang, keduanya kaget melihat Viktor Siahaan sudah tidak bernyawa lagi.

"Kedua saksi melihat dan menemukan korban, Viktor Siahaan telah gantung diri dengan seutas tali nilon di ruang tengah rumah korban dan korban ditemukan telah meninggal dunia. Selanjutnya disampaikan kepada warga sekitar dan masyarakat melaporkan ke Polsek Tanah Jawa" kata Kapolsek Tanah Jawa, AKP Syamaul Baharudin didampingi Kanit Reskrim, Iptu J Sinaga.

Warga kedua yang bunuh diri adalah Diana Lumbantungkup (35), beralamat di Huta Baruci, Nagori Pamatang Pane, Kecamatan Panombean Pane, Kabupaten Simalungun. Ia mengakhiri hidup dengan mengikatkan selendang tiang rumah disambungkan ke lehernya, Senin (16/3) dan diketahui sekitar pukul 10.30 Wib.

Tindakan nekat ini pertama kali diketahui anak perempuannya yang masih berusia 6 tahun. Sembari menangis, keluar rumah untuk memberitahukannya kepada seorang nenek, Tiomasi Nainggolan (72).

"Diberitahukan kepada Tiomsi bahwasanya ibunya telah meninggal karena gatung diri, lalu saksi Tiomsi melaporkan kepada Gamot tentang kejadian tersebut. Lalu, ketiga orang saksi tersebut pergi kerumah korban dan melihat bahwasanya benar korban sudah tergantung dan diduga sudah meninggal dunia. Lalu Gamot langsung melaporkan kepada pihak Polsek Panei Tongah" ucap Kapolsek Panei Tongah, AKP Juni Hendrianto.

2. Motif bunuh diri karena depresi

Ilustrasi bunuh diri (Dok.IDN Times/Istimewa)

Menurut Kapolsek Tanah Jawa, AKP Syamaul Baharudin, Viktor Siahaan meninggal diyakini murni bunuh diri dan itu diperkuat dari hasil pemeriksaan dokter di Puskesmas. Bahkan, keluarga tidak memiliki rasa kecurigaan lain sehingga bersedia untuk proses penyelidikan tidak dilanjutkan polisi. Dan itu dibuktikan dengan kerelaan keluarga membuat surat pernyataan untuk tidak dilakukan otopsi.

Senada disampaikan Kapolsek Panei Tongah, AKP Juni. Sesuai pemeriksaan dokter, hasil yang ditemukan, korban meninggal dalam keadaan lidah menjulur dan dari kelamin korban mengeluarkan cairan dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan lainya.

"Diduga korban melakukan gatung diri dikarenakan pada bulan Januari 2020 korban baru menjalani operasi caesar dan hingga sampai saat korban meninggal dunia belum juga sembuh sehingga korban merasa putus asa akibat penyakit yang dideritanya tersebut" kata AKP Juni Hendrianto.

Baca Juga: Antisipasi Corona, PNS di Simalungun Diperbolehkan Kerja dari Rumah

Berita Terkini Lainnya