TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Menparekraf Terapkan Teknologi AI untuk Pengembangan Pariwisata

Teknologi AI mengubah banyak aspek kehidupan

Pexels/picjumbo.com

Medan, IDN Times - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, menjelaskan mengenai AI for Tourism, bahwa dalam strategi pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (parekraf), pemerintah telah menerapkan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan menggunakan inovasi Big Data, Machine Learning, Internet of Things, serta digitalisasi termasuk robotik.

“Orkestrasi pemulihan parekraf ini melibatkan model Pentahelix, bukan hanya pemerintah tetapi juga beberapa pihak termasuk akademisi. Maka dari itu, kita mengajak teman-teman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan IT Del untuk bisa menjadi bagian yang super aktif dalam pembangunan model Pentahelix ini,” ujar Sandiaga dalam Simposium Nasional bertemakan “AI Campus untuk Industrialisasi Inteligensi” yang digelar oleh Institut Teknologi Del beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Fithra Azmi, Guru Honorer yang Dedikasikan Hidupnya untuk Pendidikan

1. Penggunaan AI dapat bermanfaat untuk banyak hal

Istimewa/IDN Times

Simposium bertemakan “AI Campus untuk Industrialisasi Inteligensi” ini merupakan komitmen IT Del dalam mencetak talenta dalam bidang Artificial Intelligence (AI) yang unggul untuk berkontribusi dalam agenda transformasi digital pemerintah Indonesia.

Simposium Nasional IT Del juga merupakan bagian dari serangkaian perayaan HUT ke-20 IT Del dan Yayasan Del yang mengusung tema besar “Warisan untuk Bangsa”.

Dalam kata sambutannya, Pendiri dan Ketua Pembina Yayasan Del, Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, penggunaan AI yang tepat guna akan memberikan manfaat yang cukup besar bagi masyarakat dan negara dalam menghadapi berbagai masalah yang muncul.

Untuk itu, ia berharap semoga suatu saat muncul pemuda-pemuda hebat di bidang AI yang mampu menjawab berbagai permasalahan yang ada.

2. Teknologi AI mengubah banyak aspek kehidupan

Istimewa/IDN Times

Data Bank Dunia menunjukkan bahwa Indonesia mengalami kesenjangan talenta digital, di mana kita membutuhkan 9 juta talenta digital dalam 15 tahun atau rata-rata 600.000 talenta digital setiap tahunnya.

Oleh karena itu, diperlukan sinergi dari seluruh pihak untuk mengatasi persoalan yang ada.

Masuknya Indonesia pada era revolusi industri 4.0 yang berkarakteristik teknologi menggunakan AI mengubah banyak aspek kehidupan.

Baca Juga: Cerita Mardimpu Sihombing, Mengajar Geografi dengan Aplikasi Tiktok

Berita Terkini Lainnya