Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow
WhatsApp Channel &
Google News
Medan, IDN Times - Ledakan bom bunuh diri di Polrestabes Medan menyebabkan enam orang menjadi korban luka. Satu di antaranya adalah Brigadir Juli Chandra, Staf Propam Polrestabes Medan.
Saat ditemui IDN Times di RS Bayangkara Medan, Kamis (14/11) Siang, Brigadir Juli Chandra mengaku ibunya punya firasat buruk sebelum kejadian. Hal itu membuat ibunya tidak bisa tidur semalaman. "Ibu sampai salat tahajud," ujarnya.
Baca Juga: Bom Bunuh Diri Medan, Mantan Teroris: Pelaku Tak Paham Perencanaan
1. Setelah ledakan, ibunya langsung menyampaikan bahwa ia gelisah semalaman
Brigadir Juli Chandra Staf Propam korban bom Polrestabes Medan (IDN Times/Masdalena Napitupulu) Setelah terluka dalam kejadian bom bunuh diri, ibu Brigadir Juli langsung menyampaikan bahwa ia gelisah semalaman.
"Ini lah berarti tadi malam, gak tertidur aku, sampai salat tahajud," ujar Brigadir Juli menirukan perkataan ibunya.
2. Sempat curiga saat melihat ada orang masuk menggunakan pakaian ojol
IDN Times/Masdalena Napitupulu Brigadir Juli mengaku sempat curiga saat melihat ada orang masuk menggunakan pakaian ojol.
"Kami kan berempat berdiri lagi kumpul di dekat parkiran, jarak empat meter datang orang yang melintas pakaian ojol itu, yang distop sama Bang Deni, bapak mau kemana. Langsung meledak gitu badannya," ujar Juli.
"Saya mencium bau gas, duaarrrr. Kita langsung lari lah pada saat itu, karena kita kan dikerumuni asap saat itu," sambungnya.
3. Setelah kejadian itu, Juli tak bisa mendengar
Brigadir Juli Chandra Staf Propam korban bom Polrestabes Medan (IDN Times/Masdalena Napitupulu) Pada saat setelah kejadian tersebut, Juli mengatakan bahwa ia tak bisa mendengar.
"Gak dengar sama sekali, udah ngiiiiing kuping pada saat itu, kanan kiri udah ngiiing berdengung gitu. Baru lah dibawa ke rumah sakit," katanya.
4. Biasanya driver ojol gak bisa dikasih masuk ke dalam
IDN Times/Masdalena Napitupulu Juli juga heran terduga pelaku RMN bisa melewati pintu masuk. Karena biasanya driver ojol gak bisa dikasih masuk ke dalam.
"Tiga hari itu, mulai hari senin udah ramai mau ngurus SKCK. Di situ aja kita gak ada curiganya kalau dia mau bawa bom. Karena biasanya kita mau pelayanan pada saat itu kan," tutur Juli.
Baca Juga: Sasar Polisi, 5 Serangan Teroris yang Pernah Terjadi di Kota Medan