TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ratusan Ikan Mati di Sungai Deli, Diduga karena Zat Asam

Sudah 3 hari terus ditemukan bangkai ikan

Penemuan bangkai ikan oleh komunitas Amphibi (Dok. Istimewa)

Medan, IDN Times - Ratusan ikan di aliran sungai Deli ditemukan mati. Diduga karena ada zat asam yang dibuang oleh pabrik di sekitar.

Pengamat Lingkungan, Jaya Arjuna mengatakan kemungkinan matinya karena ada pengaruh zat asam.  "Kemungkinan pertama dibuang limbah asam. Ini harusnya tanggung jawab dari Balai Lingkungan Hidup (BLH). Mereka harus tahu pabrik yang beroperasi, bahan bakunya apa, dan limbah yang dibuang," jelas Jaya, saat dikonfirmasi, Senin (9/2/2021).

Sebelumnya, ditemukan ratusan ikan dalam 3 hari terkena racun limbah dengan mendadak di Sungai Deli. Ikan ditemukan di aliran Sungai Deli, tepatnya wilayah Lingkungan 28 dan 29, Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan.

1. Ratusan bangkai ikan berjenis Lemeduk

Penemuan bangkai ikan oleh komunitas Amphibi (Dok. Istimewa)

Sementara itu, dari Ketua Aliansi Masyarakat pemerhati lingkungan hidup dan B3 Indonesia (Amphibi) Medan, Zulkarnain mengatakan bahwa penemuan bangkai ikan berjenis Lemeduk sudah terjadi sejak Sabtu (6/2/2021) lalu.

"Penemuan bangkai ikan ini udah dari tiga hari lalu. Inilah hari ketiga. Kalau dikumpulkan semua ada ini ratusan kilo. Semalam itu kami gotong royong. Jadi heran juga kenapa masih ada lagi," ucapnya.

Anggota Amphibi menangkap tiga bangkai ikan jelang sore hari. Untuk kondisi, ikan terlihat pucat dan insangnya telah menghitam.

Baca Juga: Ribuan Batang Kayu Bakau Ilegal Gagal Menyebrang ke Malaysia

2. Diduga ada limbah racun dari pabrik sekitar pinggiran sungai

Penemuan bangkai ikan oleh komunitas Amphibi (Dok. Istimewa)

Namun, Zulkarnain dan tim belum dapat mengetahui sumber pasti dari bangkai ikan yang ditemukan secara mendadak tersebut. Dirinya menduga ada limbah racun yang dibuang oleh pabrik yang berada di sekitar pinggiran sungai.

"Kami belum tahu ikannya ini karena apa pastinya. Tapi dugaan ini ada limbah pabrik yang airnya pasti ada tercemar. Dulu pernah ada seperti ini tapi sudah lama sekali. Kalau dekat sini ada banyak pabrik besi, pabrik plastik, dan pabrik ban karet," ujarnya.

Selain itu, Amphibi juga melakukan himbauan kepada masyarakat pinggiran sungai untuk tidak berenang ataupun memancing di pinggir sungai.

"Masyarakat sudah kita sudah beritahu. Untuk saat ini kita lakukan imbauan larangan. Kalau orang mandi ini yang kita takutkan, risiko untuk orang banyak. Sebelum masyarakat tertular, kita kasih tahu agar jangan terkena dampaknya," tuturnya.

3. Akan dilakukan penelitian di laboratorium untuk memastikan penyebab ratusan ikan mati

Penemuan bangkai ikan oleh komunitas Amphibi (Dok. Istimewa)

Sejauh ini, Zulkarnain bersama tim Amphibi akan segera melakukan penyelidikan dan juga akan melakukan penelitian terhadap bangkai ikan untuk mengetahui penyebab pastinya.

Dirinya juga mengatakan, sebagai bentuk upaya mengetahui penyebab dari peristiwa ratusan ikan mati tersebut akan melakukan penelitian yang kemungkinan di laboratorium USU. "Kita harap BWS dan Dinas Lingkungan Hidup datang ikut memantau dan ada patroli sungai untuk melakukan investigasi terkait limbah ini," ungkapnya.

"Ikan mati itu limbah cair. Jadi pabrik apa yang menghasilkan itu harus ditinjau. Karena semua pabrik yang ada di sana berpotensi," tambahnya.

Baca Juga: 7 Jenis Ikan Cupang Termahal di Indonesia, Bisa Beli Motor Baru!

Berita Terkini Lainnya