Kisah Nakes COVID-19, Gaji Hanya Rp1 Juta dan Beli Baju Hazmat Sendiri
"Kami gak dapat apa-apa, cuma gaji di bawah UMR"
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Seorang mantan perawat pasien COVID-19 di salah satu Rumah Sakit Umum milik Pemerintah Kota Medan, Nurman (bukan nama sebenarnya) keluhkan uang insentif dan gaji yang didapatnya dinilai tidak layak.
Pria ini berani buka suara setelah cuitan akun twitter Andri (Ki Samber Edan) yang menyatakan bahwa, intensif Tenaga Kerja Kesehatan (Nakes) dikurangi hingga 50 persen yang viral.
Persoalan gaji nakes COVID-19 yang dipotong ini jadi perhatian semua pihak.
Dari hal tersebut, IDN Times langsung melakukan konfirmasi kepada salah satu mantan Nakes di Medan. Simak kisahnya:
Baca Juga: IDI: Pemotongan Insentif Nakes Kurang Tepat, Mereka Butuh Dukungan
1. Sudah 10 tahun jadi perawat dan resign karena tak terima upah merawat pasien COVID-19 sangat kecil
Nurman mengakui sudah 10 tahun bekerja menjadi perawat. Namun karena tak ingin merawat pasien COVID-19 tanpa upah atau gaji yang seharusnya menjadi hak setiap Nakes, ia memilih resign sejak beberapa bulan lalu.
"Iya (saya resign), saya gak mau merawat pasien COVID-19, karena gak digaji. Bulan maret lalu saya sempat merawat pasien COVID selama satu bulan. Karena gak ada gajinya saya resign. Karena diancam manajemen kalau gak mau merawat pasien COVID-19 disuruh resain katanya," ungkapnya kepada IDN Times, Kamis (4/2/2021).
Baca Juga: Insentif Nakes Dipotong, Anggota DPR Sebut Pemerintah Gak Manusiawi!