Tentang Kolang-kaling, Makanan yang Jadi Primadona Selama Ramadan
Harganya melonjak 100 persen
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Simalungun, IDN Times - Kolang-kaling merupakan biji buah pohon aren menjadi salah satu camilan ciri khas yang disajikan tuan rumah pada tamu yang datang pada saat Ramadan dan Hari raya Idul Fitri. Kolang-kaling sangat mudah ditemukan bukan saja di pasar tradisional tetapi juga di pasar modern dalam kemasan lebih menarik.
Melihat tingginya permintaan saat bulan puasa, nilai kolang-kaling di tingkat petani cenderung naik. Hal itu disampaikan Linda Pangaribuan, salah seorang yang mengelola kolang-kaling, di Nagori Simanting Panei Dame, Kecamatan Panei Tongah, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara
Kolang-kaling berasal dari biji buah pohon Aren sebenarnya banyak didatangkan dari wilayah Simalungun dan sekitarnya. Proses pembuatan kolang-kaling terbilang sangat sederhana. Namun butuh waktu sekitar dua minggu agar kolang-kaling dapat dinikmati.
Baca Juga: Asyiknya Rebutan Bubur Para Raja di Masjid Raya Al Mashun
1. Setiap bulan puasa harga naik 100 persen
Jika hari-hari biasanya, 1 Kg kolang-kaling di tingkat industri rumahan hanya dihargai sekitar Rp4 ribu. Tetapi masuk di bulan Ramadan harganya naik di atas 100 persen. Sekarang ini mencapai Rp9 ribu/kg. Kenaikan harga didorong dari permintaan yang tinggi, baik untuk kebutuhan rumahan maupun produksi skala besar.
Menurut Linda, sekarang ini permintaan setiap minggunya mencapai 50 ton. Pada hari biasa cuma dua ton. Warga yang menggeluti usaha ini bersyukur karena dapat meningkatkan ekonomi rumah tangga. "Cukup banyak toke-toke datang. Hanya saja kita kesulitan menyediakannya sesuai permintaan pasar" terangnya.
Baca Juga: 4 Kuliner Paling Diburu di Kota Siantar untuk Berbuka Puasa