TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sistem Pendidikan Jangan Sampai Diskriminasikan Sekolah Swasta

Anggota DPD RI minta input dari Al Washliyah Medan

IDN Times/Doni Hermawan

Medan, IDN Times - Sistem pendidikan di Indonesia menjadi pembahasan saat anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Sumatera Utara Dedi Iskandar Batubara berkunjung ke kantor Majelis Pendidikan Pengurus Daerah Al Jamiyatul Washliyah di Universitas Al Washliyah (Univa) Jalan SM Raja KM 5,5 Medan, Selasa (30/7). Al Washliyah seperti diketahui cukup konsern mengurus pendidikan dengan mendirikan banyak sekolah.

"Saya ini wakil daerah. Saya sengaja berkunjung dalam rangka pembahasan atas sistem pendidikan nasional. Termasuk penerimaan murid baru sistem zonasi. Saya ingin mendapatkan input Al Washliyah soal sistem pendidikan saat ini," kata Dedi.

Baca Juga: Al Washliyah dan NU Satukan Pandangan Bangun Jemaah di Medan

1. Kebijakan mulai proporsional dan tidak mendiskriminasikan swasta

IDN Times/Doni Hermawan

Menurut Dedi, kebijakan pendidikan di Indonesia jangan menguntungkan sekolah negeri dan membunuh sekolah swasta. Itu mulai bergeser dengan sistem zonasi yang perlahan mulai menghapus image sekolah unggulan.

"Sistem zonasi hanya satu dari model penerimaan peserta didik baru. Selain itu soal daya tampung sekolah negeri. Tahun-tahun sebelumnya kan unlimited. Tapi sekarang ada pembatasan. Patut diapresiasi. Kalau terbatas, swasta menjadi alternatif. Zonasi baru 2-3 tahun terakhir dengan perbaikan-perbaikan yang ada. Zonasi model yang sekarang sudah agak proporsional sudah menghilangkan sekat ketidakadilan itu. Sepanjang dekat dengan rumah. Tidak ada lagi sekolah-sekolah unggulan," kata Dedi.

2. Pelajaran agama wajib sebagai identitas bangsa berketuhanan

IDN Times/Doni Hermawan

Pada kesempatan itu Dedi juga mendiskusikan soal wacana dihapusnya pelajaran pendidikan agama di sekolah. Menurutnya itu masih sebatas wacana liar.

"Kita negara berketuhanan tidak boleh tidak ada pelajaran agamanya. Dari sini saya mendapat cukup banyak respon dari Al-Washliyah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan. Mereka mendorong setiap jenjang pendidikan dari SD sampai perguruan tinggi harus tetap ada. Itulah identitas Indonesia sebagai negara berketuhanan," kata Dedi.

3. Sekolah-sekolah Al-Washliyah semakin baik kualitasnya

IDN Times/Doni Hermawan

Pada kesempatan itu Dedi juga memuji soal perkembangan sekolah-sekolah Al-Washliyah. Apalagi beberapa sekolah cukup banyak peminatnya.

"Setiap momentum dan waktu saya berkunjung ke sekolah-sekolah Al-Washliyah. Saya ini juga kader Al-Washliyah. Saya melihat sekolah-sekolah di Al-Washliyah Medan ini banyak perkembangan. Salah satunya MTs Mualimin di Univa ini. Belum lagi buka pendaftaran sudah penuh muridnya. Saya pikir kualitas pendidikan. Sudah banyak rata-rata A. Al-Washliyah ini kan sudah berpengalaman urus pendidikan bahkan sejak sebelum kemerdekaan," ungkapnya.

Baca Juga: 45 Klub Ikut Turnamen Futsal Ikatan Al Washliyah Asahan Cup

Berita Terkini Lainnya