TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Sempat Dirawat 9 Hari di Rumah Sakit, Anggota KPPS Medan Meninggal

Sudah 8 orang meninggal di Sumut

IDN Times/Fadli Syaputra

Medan, IDN Times- Duka kembali menerpa Penyelenggara Pemilu Serentak 2019 di Medan. Kali ini Susyanto, anggota Kelompok Penyelenggaran Pemungutan Suara (KPPS) di TPS 27, Kelurahan Tanjung Sari, meninggal dunia, Kamis (25/4). Susyanto adalah petugas Pemilu ke-8 asal Sumatera Utara yang meninggal.

Susyanto tutup usia di umur 46 tahun. Jenazahnya telah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Pasar III Setiabudi tepatnya di belakang Masjid Muslimin, Kamis (25/4).

Warga Jalan Setiabudi Pasar I Gang Rambe Nomor 12 F, Kelurahan Tanjung Sari, Medan Selayang itu sempat mendapatkan perawatan intensif selama sembilan hari di RSUP Haji Adam Malik Medan.

Di rumah duka, istri almarhum, Evi Julianti mengatakan suaminya sudah tampak kelelahan dari mulai persiapan pemilu, mulai dari bagi-bagi tugas sampai waktu kedatangan surat suara.

Baca Juga: Keletihan, Zainuddin Petugas Pemilu ke-7 yang Meninggal di Sumut

1. Keletihan dan asam lambungnya naik

IDN Times/Fadli Syaputra

Evi mengisahkan, suaminya punya riwayat penyakit asam lambung. Namun karena aktivitas yang melelahkan mempersiapkan Pemilu 2019, penyakitnya kambuh.

"Abang ada sakit asam lambungnya, sebelum pemilu dia sudah mengeluh sakit. Tapi pas hari H (17 April), sekira pukul 09.00 WIB bapak sudah berada di TPS. Saat penghitungan ia gak sanggup lagi, makanya kami bawa ke RSUP Haji Adam Malik, untuk opname. Tadi pukul 04.00 WIB, bapak meninggal dunia," kata Evi.

"Karena kecapean, asam lambungnya naik dan itu sudah dikeluhkannya sewaktu menjaga TPS. Abang dirawat sembilan hari. Kita gunakan BPJS. Bahkan sampai hari ini perwakilan pemerintah belum juga ada," tambah Evi.

2. Susyanto dikenal dengan sosok yang bertanggung jawab

IDN Times/Toni Kamajaya

Evi menjelaskan bahwa suaminya adalah sosok yang bertanggungjawab dan sayang dengan keluarga. Di lingkungan dan di mata teman-temannya, ia juga dikenal baik dan ramah.

"Jujur saya merasa kehilangan kali dan tidak menyangka. Tapi, ini sudah kehendak Yang Maha Kuasa, apa mau dikata. 17 tahun bersama, tidak ada satu pun yang bisa saya lupakan darinya (almarhum)," ucap Evi yang bekerja di laundry untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.

3. Sewaktu dirawat Susyanto terus mengingat tanggung jawab kerjanya

IDN Times/Toni Kamajaya

Sepeninggalan suaminya, Evi terpaksa berjuang seorang diri untuk merawat anak gadis satu-satunya bernama Vriya Ramadhani. Gadis ini sekarang tepat berusia 17 tahun dan baru lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 15 Medan.

"Kita sekeluarga sudah ikhlas. Semoga almarhum ditempatkan di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosa-dosanya," kata Evi mendoakan.

Sepupu almarhum, Ricki Antono juga mengakui bahwa Susyanto adalah orang yang penuh tanggungjawab dalam bekerja dan sayang sama keluarga.

"Sewaktu di rawat bawaannya mau pulang aja. Dia bilang, aku mau selesaikan tugas, terus nanti gak ada yang angkat sampah yang numpuk. Tapi karena kondisinya belum pulih benar gak kami kasih," kenang Ricki.

Baca Juga: Mengaku Diutus Caleg, Pemilih Pakai Identitas Palsu saat PSU di Medan

Berita Terkini Lainnya