Peringati Hari Ulos Nasional, Ini Filosofi yang Harus Kamu Ketahui
Semoga terwujud Hari Ulos Internasional
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Yayasan Pusuk Buhit melakukan perayaan hari ulos nasional 2019 dengan tema Batak Nampunasa Ulos (Ulos Milik Suku Batak) di Lapangan Merdeka Medan, (17/10) kemarin. Acara ini bertujuan untuk meningkatkan keberadaban dengan menghargai warisan budaya leluhur melalui kain tenun Ulos suku batak yang jatuh pada setiap 17 Oktober.
Nelly Sihite sebagai Ketua Panitia menjelaskan tujuan dari acara tersebut juga sebagai bentuk pencanangan yang menjadi hari ulos Internasional.
“Ulos ini sebenarnya sudah dicanangkan di tanggal 17 Oktober 2014 yang merupakan warisan budaya tak benda. Kita tidak hanya sebatas acara ini, nanti akan lanjut ke 2020 dengan seminar Simposio dan Lokakarya,” ujarnya
Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana garis merah ulos dengan suku Batak. Menurut Nelly ulos batak merupakan life circle atau lingkaran kehidupan.
Baca Juga: Dari Daur Ulang, Inalum Gelar Program Ulos Ramah Lingkungan di Dairi
1. Ulos, lingkaran kehidupan
Nelly juga menjelaskan bahwa ulos tersebut memiliki lingkaran kehidupan yang dimulai lahir telah diberi ulos, usia 7 bulan, dewasa dan menikah akan diberi ulos, hingga meninggal diberikan ulos.
“Ini bukan ulos yang sama, ini ulos yang berbeda. Jadi kita sebagai suku batak mau memperjuangkan hari ulos ini hendaklah dirayakan supaya tanggal 17 Oktober sampai ke mancanegara itu yang mau kita inginkan, dan kita canangkan,”tambahnya.
Baca Juga: Bagi Suku Batak, Kenapa Marga Dianggap Sangat Penting?