TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pedagang Bendera di Siantar Mengeluh Pembeli Sepi, Ini Sebabnya

Tetap semangat ya abang-abang!

IDN Times/Patiar Manurung

Simalungun, IDN Times - Semarak dalam rangka merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) menjadi hari spesial bagi pedagang bendera karena untung dari penjualan cukup bisa dinikmati. Tapi kali ini, di HUT RI ke 74, pedagang bendera di Pematangsiantar tidak begitu bergairah.

Soalnya tahun ini jumlah pembeli terus menurun. Padahal lebih sepekan lagi, 17 Agustus tiba. Apa sebabnya? 

Baca Juga: Jelang 17 Agustus, Pedagang Bendera dan Aksesoris Raup Untung

1. Minimnya pembeli dikeluhkan pedagang

IDN Times/Patiar Manurung

Keluhan ini disampaikan salah seorang pedagang di Jalan Asahan, Kabupaten Simalungun, Alwi. Di tengah banyaknya warga melintas, tidak lantas membuat jualannya laris. Padahal, harga bendera masih cukup terjangkau.

Ditanya kenapa sepi?? pria berbadan agak kurus tersebut tak mau berkomentar banyak. "Mungkin tidak banyak yang bersemangat memasang bendera," ucapnya dengan tertawa ringan.

Untuk jenis bendera yang paling laku biasanya adalah bendera kecil yang bisa diikatkan pada sepeda motor dan mobil. Harganya berkisar Rp5 ribu. Kemudian, ukuran yang diminati warga adalah bendera khusus umbul-umbul dengan harga Rp35 ribu dan paling besarnya Rp55 ribu. "Paling mahal itu bendera yang bisa dipajang di tembok, sekitar Rp1 jutaan," ucap warga Jalan Tongkol, Kelurahan Pardomuan, Kecamatan Siantar Timur itu.

Baginya, berjualan bendera biasanya cukup membantu kebutuhan ekonomi. Ia berjualan sejak 30 Juli hingga ke tanggal 16 Agustus. "Mudah-mudahan sebelum tanggal 17 Agustus ini makin banyak pembelinya," jelasnya.

2. Pembeli berkurang bisa karena warga masih memasang bendera lama

IDN Times/Patiar Manurung

Senada disampaikan S Saragih, yang sejak empat tahun terakhir berjualan di pinggir Jalan Gereja, Pematangsiantar. Saragih mengaku bahwa jualannya di tahun ini menurun drastis. Ia sendiri belum mengetahui pasti apa kendalanya. Namun dia menduga, selain karena bertambahnya penjual juga minimnya orang untuk mendapatkan bendera baru.

Menurutnya, bisa saja sebagian warga memasang bendera lama. "Sudah empat tahun saya berjualan, baru tahun ini rasanya sangat sepi. Kadang mau tidak buka dasar (tidak ada pembeli dalam sehari)" jelasnya.

Tapi Saragih masih tetap bersyukur karena untuk berjualan ini tidak membutuhkan modal besar.

Baca Juga: Keren! Paduan Suara asal Siantar Sabet 2 Medali Emas di Singapura

Berita Terkini Lainnya