TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Pria Asal Langkat Ini Menderita Penyakit Aneh, Istri: Kami Pasrah

Sekujur tubuh bercak merah dan kulit terkelupas

Ilustrasi layanan kesehatan. (IDN Times/Arief Rahmat)

Langkat, IDN Times - Malang nian nasib yang dialami Nano (27) warga Dusun II, Desa Pangkalanbatu, Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara. Di tengah pandemik COVID-19 melanda dunia dan berdampak terhadap penurunan kemampuan ekonomi serta daya beli masyarakat, pria tersebut justru menderita penyakit aneh.

Penyakit yang belum diketahui jenis dan namanya itu diderita Nano sejak tiga bulan lalu. Sekujur tubuhnya kini penuh bercak merah dengan kulit terkelupas. Rasa sakit yang ditimbulkan penyakit itu pun sungguh luar biasa.

Baca Juga: Bawa Ganja 30 Kg, Driver Ojol Asal Bandung Ditangkap Polres Langkat

1. Berusaha bertahan hidup dan berobat seadanya

Kunjungan camat dan rombongan saat melihat kondisi Nano (IDN Times/ istimewa)

Penderitaan pria yang berprofesi sebagai pedagang kerupuk keliling itu bahkan bertambah besar. Hingga saat ini dia hanya berobat seadanya karena keterbatasan biaya. Belum lagi, untuk biaya kehidupan sehari-hari yang harus dijalani. Dengan keterbatasan yang ada, dia beserta keluargapun berharap penderitaan akan berakhir.

Ditemui Camat Brandan Barat, Muhammad Harmain, serta rombongan anak muda yang tergabung dalam Solidaritas Anak Binjai dan Langkat (Sabila) di rumah sederhananya, Kamis (09/07/2020) lalu. Nano yang ditemani istrinya Siti Juraidah, bercerita panjang-lebar tentang sakit yang dideritanya itu.

2. Tak mampu mencari nafkah, keluarga ini tak tercatat penerima KIS dan BPJS

Ilustrasi BPJS Kesehatan (IDN Times/Rahmat Arief)

Menurut Nano yang didampingi istri Siti, akibat tiga bulan sakit, sang suami kini tak dapat mencari nafkah. Kondisi itupun menyebabkan pasangan suami-istri dengan dua anak itu tak lagi punya penghasilan tetap.

Untuk memenuhi kebutuhan rumahtangga dan biaya pengobatan suaminya, Siti terpaksa kerja serabutan. Apalagi mereka bukan keluarga penerima Kartu Indonesia Sehat (KIS) ataupun peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

"Ya, sekarang ini kami cuma bisa pasrah, karena semuanya memang sudah kehendak Allah. Kami hanya bisa berusaha sebisa mungkin untuk bertahan hidup dan berobat seadanya," ujar Siti.

Baca Juga: Disapu Puting Beliung, Ratusan Rumah Warga Langkat Porak-Poranda

Berita Terkini Lainnya