TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ustaz Ghozali: Pendidikan Cara Paling Ampuh Redam Paham Terorisme

Ghozali kelola pesantren untuk anak eks napi teroris

Pondok pesantren Al Hidayah (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang lebih menitikberatkan kepada pendidikan agama. Berbeda dengan sekolah pada umumnya.

Menariknya lagi, di Deli Serdang, Sumatera Utara terdapat pondok pesantren yang didirikan untuk membimbing anak-anak mantan teroris.

Ya, pesantren sudah ada sejak 2016. Dinamakan Pondok Pesantren Al-Hidayah. Pesantren ini didirikan oleh seorang mantan narapidana terorisme, Khoirul Ghazali. Letaknya puluhan kilometer dari pusat kota Medan, tepatnya di wilayah Mencirim, Deli Serdang.

Pada Kamis (21/11), IDN Times menyambangi pondok pesantren Al Hidayah. Terlihat beberapa santri sedang melaksanakan kegiatan keagamaan, seperti salat berjemaah.

Yuk simak penjelasan Khoirul Ghazali:

1. Ghozali adalah eks napi Tipiter yang terlibat perampokan Bank CIMB Niaga di Medan

Pondok pesantren Al Hidayah (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Menurut Khoirul Ghozali mengatakan ide mendirikan pesantren tercetus saat dirinya berada di balik jeruji besi. Ghozali merupakan satu dari 14 terdakwa kasus perampokan Bank CIMB Niaga. Mereka dihukum berbeda-beda, mulai 6 sampai 20 tahun. Ghozali adalah salah satu penerima hukuman paling ringan.

Pesantren tersebut sendiri baru resmi berdiri sejak 16 Juni 2016 setelah Ghozali keluar penjara.

Pesantren Al-Hidayah didirikan Ghozali khusus untuk membimbing anak-anak mantan terorisme. Mereka kerap menjadi korban atas perbuatan keji yang dilakukan oleh kedua orang tuanya.

Rasa dendam lantaran ketidakpahaman, dikucilkan dari lingkungan, dan dibesarkan tanpa belaian orang tua, bergelut dalam batin setiap anak yang mengetahui bahwa orang tuanya adalah terorisme.

Ghozali mengatakan pesantrennya kini sudah memiliki 51 santri. Dibangun di atas tanah seluas 30 hektare, tidak mudah meraih kepercayaan dari masyarakat sekitar bahwa kurikulum yang diajarkannya adalah program deradikalisasi.

2. Melatih anak-anak didik untuk berwirausaha

Pondok pesantren Al Hidayah (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Meski mendapat dukungan dari BNPT dan gubernur setempat, Al-Hidayah dibangun melalui modal sawah dan ikan yang diberikan oleh pemerintah. Ghozali bersama santri-santrinya menghidupi pesantren deradikalisasi pertama itu melalui berbagai kegiatan budidaya.

“Selain deradikalisasi, (kegiatan pesantren ini) untuk melatih skill kemahiran, lahan kolam di belakang untuk wirausaha perikanan, pertanian, untuk logistik keperluan sehari-hari, ada bengkel juga,” imbuhnya singkat.

Menanggapi insiden penyerangan terorisme yang melibatkan anak dan beberapa anggota keluarga, Ghozali menjelaskan itulah pentingnya peran Ponpes Al-Hidayah.

"Di saat anak-anak diikutsertakan dalam amaliyah jihad oleh orang tuanya, justru kami mendidik anak-anak tersebut untuk menjauhi radikalisme dan menanamkan semangat jihad memela NKRI,” ujarnya.

Berita Terkini Lainnya